Data DPT Luar Negeri: Pemilih Terbanyak di Malaysia, Terkecil di Korut

16 Desember 2018 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemilu. (Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemilu. (Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP)
ADVERTISEMENT
Pemilu 2019 mendatang tidak hanya diikuti oleh pemilih yang ada di dalam negeri, tetapi juga pemilih yang berdomisili di luar negeri. Tercatat berdasarkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT), terdapat 2.058.191 pemilih luar negeri yang akan menggunakan suaranya di Pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
Jumlah itu lebih tinggi 19.480 pemilih ketimbang DPT luar negeri pada Pilpres 2014 lalu sebanyak 2.038.711 orang. Jumlah itu tersebar di 130 perwakilan Indonesia di luar negeri baik kedutaan besar, konsulat jenderal, konsulat, hingga kantor dagang dan ekonomi.
Berdasarkan data DPT luar negeri yang dirilis KPU, jumlah pemilih luar negeri paling banyak berada di KBRI Kuala Lumpur dengan jumlah 558.873 orang. Jumlah pemilih luar negeri terbanyak kedua ada di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia Taipei sebanyak 277.065 orang. Sedangkan yang ketiga ada di KJRI Hong Kong dengan jumlah 180.232 pemilih.
Adapun jumlah pemilih luar negeri paling sedikit ada di KBRI Pyongyangm Korea Utara, sejumlah 24 orang, kemudian di KBRI Kabul, Afganistan, sebanyak 31 orang, dan KBRI Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, sebanyak 35 orang.
ADVERTISEMENT
Diketahui karena perwakilan RI hanya ada di kota-kota tertentu, pemilihan di luar negeri tidak hanya dilakukan melalui TPS, tetapi juga melalui kotak suara keliling (KSK) dan pos.
Pada Pilpres 2014 lalu, jumlah suara sah dari pemilih luar negeri hanya mencapai 677.857. Saat itu Jokowi-JK menang untuk pemilihan di luar negeri dengan jumlah suara yang didapat 364.257 suara atau 53,74 persen. Sedangkan Prabowo-Hatta meraih 313.600 suara atau 46,26%.
Adapun pada Pemilu 2019 mendatang, selain memilih capres-cawapres, pemilih luar negeri akan memilih caleg dari Dapil II DKI Jakarta.
Gedung KBRI Kuala Lumpur, Malaysia (Foto: Dok. kbrikualalumpur.org)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung KBRI Kuala Lumpur, Malaysia (Foto: Dok. kbrikualalumpur.org)
Sebelumnya jumlah pemilih luar negeri yang hanya sebanyak 2 juta orang itu dipertanyakan lembaga swadaya yang fokus pada membela hak-hak buruh migran, Migrant Care.
ADVERTISEMENT
Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah mengatakan, jumlah DPT luar negeri yang jumlahnya sekitar 2 juta orang terlalu kecil. Sebab menurut Migrant Care, jumlah buruh migran yang berada di luar negeri mencapai 9 juta orang.
Menurut Anis, jumlah pemilih di luar negeri sejumlah 2 juta itu hanya merepresentasikan buruh migran di Malaysia. Persoalan data buruh migran itu, kata Anis, juga terlihat dari jumlah pemilih di Arab Saudi yang berdasarkan data KPU hanya 19 ribu orang. Padahal menurutnya, perkiraan pekerja migran di Arab Saudi mencapai 1,5 juta orang.
"Kita punya masalah database buruh migran yang terkait tata kelola. Sehingga kami meyakini ada sekitar 5 jutaan yang belum terdaftar," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Komisioner KPU Viryan menjelaskan data 2 juta pemilih luar negeri merupakan hasil akumulasi dari laporan 130 PPLN (panitia pemilihan luar negeri).