David, Pelaku Teror Cincin di Bandung Berkebutuhan Khusus

20 Maret 2018 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku pemasangan cincin ke wanita di Bandung. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku pemasangan cincin ke wanita di Bandung. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
ADVERTISEMENT
David Timotius (25), pelaku yang memaksa memasangkan cincin ke jari wanita di Bandung dikenal sebagai pribadi yang unik. Mantan gurunya di SMPK Badan Perguruan Pendidikan Kristen (BPPK) Bandung, menyebut David sebagai anak yang memiliki kebutuhan khusus.
ADVERTISEMENT
Kepala SMPK BPPK Bandung, Puspa Jati, mengatakan David saat bersekolah di SMPK BPPK pada 2007-2010, selalu diperlakukan khusus oleh guru-gurunya. David diduga mengidap gangguan kognitif sejak kecil.
"Sebelum masuk ke SMP dia emosinya besar. Suka marah-marah bahkan enggak mau makan. Tapi, di sekolah pelan-pelan kita arahkan emosi dia," ujar Puspa kepada kumparan (kumparan.com) di SMPK BPPK, Cicendo, Kota Bandung, Selasa (20/3).
Puspa mengatakan, selepas lulus dari bangku SMP, David selalu mengunjungi SMPK BPPK. Hampir setiap pekan ia mendatangi SMPK BPPK untuk sekedar menyapa guru-gurunya.
"Bahkan suka menelepon guru-guru. Mungkin dia nyaman di sini," katanya.
Pelaku pemasangan cincin ke wanita di Bandung. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku pemasangan cincin ke wanita di Bandung. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
Kendati memiliki kebutuhan khusus, David memiliki ketertarikan yang cukup kuat terhadap perempuan. Sebab, di usia 25 tahun, teman seumuran David telah banyak yang menikah dan memilki pasangan.
ADVERTISEMENT
"Anak ini mungkin terobsesi dengan wanita. Karena teman-teman seumuruan dia sudah memilki pasangan sedangkan dia belum," pungkas Puspa.
Berdasarkan keterangan polisi, David saat ini berstatus sebagai mahasiswa di Kampus Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), Bandung. David saat ini merupakan mahasiswa semester 6 Fakustas Ekonomi dan Bisnis.
Kendati demikian, pihak kampus tidak mengetahui soal kepribadian David. Staff Kemahasiswaan ITHB, Marlon Egbert, mengatakan perbuatan David di luar kampus bukan merupakan tanggung jawab pihak kampus.
"Kita tidak tahu karena di luar kampus kejadiannya. Jadi kita menyerahkan sepenuhnya ke polisi," ujar Marlon saat ditemui di Kampus ITHB, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Selasa (20/3).