Demo Buruh di Bandung Bubar, Polda Apresiasi Massa Tertib

2 Oktober 2019 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa buruh melakukan demonstrasi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (2/10) siang. Foto: Rachmadi Rasyad /kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Massa buruh melakukan demonstrasi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (2/10) siang. Foto: Rachmadi Rasyad /kumparan
ADVERTISEMENT
Demo buruh dari berbagai wilayah Jawa Barat di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (2/10), telah selesai. Aksi menyampaikan tuntutan itu berlangsung secara tertib.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, aksi berakhir sekitar pukul 14.30 WIB. Massa membubarkan diri dengan tertib dan mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Terlihat pula Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi didampingi anggotanya berada di antara massa dan mendapat sambutan yang hangat.
Rudy menyalami buruh yang masih berkumpul sebagai tanda ucapan terima kasih. Dia terlihat naik ke mobil pengeras suara dan berfoto bersama dengan beberapa buruh.
Rudy mengapresiasi massa buruh yang telah menjaga ketertiban. Dia mengimbau agar buruh berhati-hati kepada pihak yang hendak menunggangi hingga timbul kericuhan.
"Saya titipkan sama buruh setiap ada unjuk rasa hati-hati ditumpangi oleh organisasi lain yang ingin membuat keributan. Buruh sudah paham akhirnya mereka menjaga ketertibannya sendiri dan kita jaga dari luar," kata Rudy di lokasi demo.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Mesin dan Komponen (FSPMI) Purwakarta Ade Supyani mengatakan ada tiga tuntutan dalam demo kali ini. Yakni menolak rencana revisi UU 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan dan menagih revisi PP Nomor 78 tahun 2015.
"Jadi begini, upah ditahan sementara, produk dan pengeluaran masyarakat naik. Makanya kami meminta tolong buktikan katanya PP Nomor 78 bakal direvisi," ungkap dia.
Apabila tuntutan dihiraukan, Ade menambahkan, pihaknya akan kembali menggelar demo dengan massa yang lebih banyak. Bahkan, buruh rela untuk meninggalkan pabrik demi memenuhi tuntutan-tuntutannya.
"Kalau suara kami enggak didengar, kami rela satu atau dua hari kami tinggalkan pabrik dan hentikan mesin-mesin produksi di semua lini. Dan kita akan tinggalkan pos-pos produksi dan kita akan lakukan protes yang lebih besar kalau pemerintah tidak mendengar," kata dia.
ADVERTISEMENT