Di Hari Santri Nasional, Menag Ingatkan Pentingnya Hargai Perbedaan

13 Oktober 2019 8:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam acara Parade Santri Cinta Damai. Foto: Dok. Kementerian Agama
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam acara Parade Santri Cinta Damai. Foto: Dok. Kementerian Agama
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri peringatan Hari Santri Nasional 2019 saat car free day di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 5.000 santri itu, Lukman mengingatkan pentingnya menghargai setiap perbedaan di tengah masyarakat. Ia menuturkan Allah telah menitipkan ruh kepada manusia tanpa membedakan jenis kelamin, etnis, dan agamanya.
"Sekeras apapun perbedaan antarkita, setajam apapun perbedaan antarkita, bahkan sebesar apapun perbedaan antarkita, jangan sampai mengoyak atau merusak atau merobek nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada diri sesama kita," kata Lukman dalam sambutannya, Minggu (13/10).
Lukman lalu mengungkapkan tiga ciri utama santri di Indonesia. Ciri-ciri ini harus dirawat, dijaga, dan dikembangkan dalam kehidupan saat ini.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam acara Parade Santri Cinta Damai. Foto: Dok. Kementerian Agama
"Pertama adalah bahwa santri di mana pun dia berada, dia adalah insan-insan yang senantiasa menebarkan kedamaian. Karena santri itu adalah orang-orang yang dalam waktu tertentu mendapatkan kesempatan peluang untuk mendalami agama Islam, nilai-nilai Islam dan Islam memiliki kesamaan antarkata dengan as salaam, kedamaian," kata Lukman.
ADVERTISEMENT
Ciri kedua, menurut Lukman, ialah santri-santri selalu menghargai perbedaan yang ada. Sebab, sejak awal masuk pondok pesantren, mereka telah menemukan banyak perbedaan.
"Santri itu sejak hari pertama ketika dia mondok di pesantren sudah menghadapi keragaman, kemajemukan bahkan mungkin perbedaan-perbedaan. Teman sekamarnya sudah berbeda asalnya, daerahnya, makanan yang dikonsumsi di pesantren sudah tidak sama dengan makanan yang ada di rumahnya. Guru-gurunya, lingkungannya, suasananya semua beragam. Belum lagi ketika dia mengkaji kitab-kitab, dalam kitab-kitab itu juga muncul keragaman pandangan," jelasnya.
Pengibaran bendera merah putih sepanjang 740 meter dalam peringatan hari santri nasional di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (13/10/2019). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Namun, ia menegaskan menghargai perbedaan tidak berarti memiliki keyakinan yang sama ataupun membenarkan penilaian yang bisa berbeda-beda setiap keyakinan. Menurut Lukman, yang perlu para santri laksanakan hanya sebatas menghargai dan menghormati.
ADVERTISEMENT
Sedangkan ciri ketiga adalah para santri yang selalu mencintai Tanah Airnya.
"Tentu banyak ciri lainnya. Tapi setidaknya pada pagi hari ini saya ingin menyegarkan diingatkan kita semua bahwa tiga ciri inilah mampu kita jaga, kita pelihara, kita rawat dengan sebaik-baiknya," tutur Lukman.
Peringatan Hari Santri Nasional yang digelar oleh Kementerian Agama RI diwarnai dengan pembentangan bendera Merah Putih sepanjang 740 meter. Selain itu, juga diadakan jalan santai diiringi salawat dan senam bersama.