Din Dukung TPF Kerusuhan 22 Mei: Jangan Sampai Jadi Negara Kekerasan

29 Mei 2019 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Din Syamsuddin di kediaman Probosutedjo. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Din Syamsuddin di kediaman Probosutedjo. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku prihatin atas aksi 21-22 Mei yang berujung kericuhan dan kekerasan. Bahkan, beberapa orang harus kehilangan nyawanya, dan ada yang masih belum diketahui nasibnya.
ADVERTISEMENT
Din menyampaikan peristiwa ini semestinya tak perlu terjadi, apalagi saat ini para umat Islam tengah menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.
"Hal ini, tidak bisa tidak, adalah buah dari kekerasan yang mengenaskan, yang terjadi pada bulan suci Ramadhan. Seyogyanya semua pihak, baik rakyat maupun aparat, dapat melakukan imsak atau pengendalian diri sebagai esensi ibadah Ramadhan," ungkap Din dalam keterangannya, Rabu (29/5).
Akan tetapi, ia melihat semuanya telah terlanjur terjadi. Peristiwa ini juga diperparah karena masih berlanjutnya kekerasan verbal, yaitu saling menyalahkan antara satu pihak dengan yang lainnya.
"Lebih parah lagi jika kekerasan fisik yang telah menimbulkan korban itu masih berlanjut pada kekerasan verbal dalam bentuk saling menyalahkan. Bahkan dengan saling melempar tuduhan, dengan klaim akan kebenaran secara sepihak. Inilah awal dari malapetaka kebangsaan," tutur Din.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Din meminta pemerintah untuk membuat Tim Pencari fakta (TPF), yang bertujuan mengusut peristiwa kericuhan dan jatuhnya korban dalam Aksi 22 Mei itu. Ia menilai pembentukan TPF ini bisa menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
Demonstran terlibat kericuhan saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
"Jangan sampai negara abai, dan meluncur menjadi negara kekerasan dengan menampilkan kekerasan negara (state violence). Untuk itu, perlu dilakukan tabayun melalui Tim Pencarian Fakta. Kalau tidak, tragedi Ramadhan 2019 ini akan menjadi lembaran hitam dalam kehidupan kebangsaan kita," kata Din.
"Inilah saatnya keadilan dan kebenaran ditegakkan. Kalau tidak, Allah Yang Maha Adil akan menegakkannya. Kalau tidak di dunia maka pasti di akhirat nanti," tutupnya.
Sejumlah pihak sebelumnya juga sudah mendesak pemerintah untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan 21-22 Mei. TGPF ini dibentuk agar bisa mencari fakta sebenarnya apa yang terjadi di lapangan. Serta, menghindari berita hoaks yang diterima masyarakat terkait kericuhan tersebut.
ADVERTISEMENT