Fadli Zon Cerita Awal Mula Ratna Sarumpaet Bohong soal Penganiayaan

5 Oktober 2018 16:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon meninggalkan kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon meninggalkan kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aktivis perempuan Ratna Sarumpaet telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyebaran berita bohong atau hoaks terkait penganiayaan di Bandara Husein Sastranegara di Bandung pada 21 September lalu. Berbagai politikus termasuk Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon turut menjadi pihak yang tertipu oleh Ratna.
ADVERTISEMENT
Saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Jumat (5/10), Fadli Zon membeberkan awal mula cerita bohong yang diungkapkan Ratna Sarumpaet kepadanya. Pada tanggal 21 September malam, kata Fadli, ia mendapat pesan WhatsApp dari Ratna yang berisikan foto wajah lebam-lebam.
Foto tersebut, kata Fadli, tak hanya dikirim kepadanya, tapi juga kepada ajudan Prabowo dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal. Saat itu, Fadli tak mengenali wajah dari foto yang dikirim Ratna. Lantas Fadli menanyakan foto siapa yang dikirimkan itu, kemudian Ratna menjawab bahwa itu adalah fotonya akibat dianiaya.
“Dia (Ratna) mengirim foto ke saya, ke ajudan Prabowo, Said Iqbal, ditulis off the record 21 September malam. Saya sampai langsung bertanya. Saya bisa tunjukkan WA saya sama RS itu,” kata Fadli.
ADVERTISEMENT
“Saya langsung katakan (tanya) itu siapa, karena saya enggak kenal. (Ratna jawab) 'itu aku'. Langsung saya telepon 'loh kenapa Bu Ratna?' (Ratna jawab) 'saya dianiaya'. (Saya tanya lagi) kapan terjadinya? terus kenapa baru sekarang? kenapa enggak lapor polisi', (kata Ratna) 'ah nanti saya ini dulu lah',” lanjut Fadli.
Ratna Sarumpaet memberikan klarifikasi terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di Jakarta, Rabu (3/10/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
zoom-in-whitePerbesar
Ratna Sarumpaet memberikan klarifikasi terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di Jakarta, Rabu (3/10/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Kemudian, kata Fadli, Ratna bertanya kapan akan dijenguk. Fadli pun akhirnya menjenguk Ratna pada Minggu (30/9) karena ingin mendengarkan cerita dari Ratna secara langsung.
“Saya mendengarkan kronologi yang diceritakan Bu RS. Saya anjurkan lapor ke polisi, buat visum, ini harus diungkap ke publik karena membahayakan. Saya lihat secara fisik lebam-lebam. Terus waktu sebelum saya ke luar dari rumahnya, dia (Ratna) bilang 'aku sangat down, saya enggak terima perlakuan negara ini kepada saya'. Itu kata dia,” ungkap Fadli.
ADVERTISEMENT
Kemudian, lanjut Fadli, Ratna berpikir untuk membuat visum dan melaporkan ke pihak kepolisian. Tapi di sisi lain, Ratna tak ingin ceritanya itu diberitakan ke publik.
“Sehingga tidak ada juga berita yang saya keluarkan, itu hari Minggu (30/9). Senin (1/10) enggak ada, tiba-tiba Selasa (2/10) pagi dan Senin malam banyak beredar foto-foto itu di WhatsApp. Saya enggak tahu dari mana beredarnya kabar RS dianiaya,” kata Wakil Ketua DPR itu.
Saat foto-foto lebam Ratna mulai tersebar, Fadli yang sedang berada di meja pimpinan saat Sidang Paripurna berinisiatif menelepon Ratna.
“Saya tanya Bu Ratna ini foto sudah beredar, sudah ada beritanya, bagaimana ini saya harus menjelaskan dan bagaimana ini saya harus menjawab. Kita enggak bisa mendiamkan ini,” tanya Fadli kepada Ratna.
ADVERTISEMENT
“Jadi akhirnya dia (Ratna) bilang silakan lah. Saya memang tidak tahu detailnya, rinciannya apa yang menjadi dari pengakuan dia. Saya waktu itu masih meyakini apa yang dia sampaikan itu sebuah kejadian yang sesungguhnya. Kita tidak tahu ini adalah sebuah kebohongan. Jadi akhirnya ini jadi bola salju,” imbuh Fadli.
Usai berita penganiayaan itu beredar luas, kata Fadli, Ratna lalu meminta untuk dipertemukan dengan Prabowo, Amien Rais, dan Said Iqbal. Ratna ingin menceritakan kembali apa yang diungkapkan kepada Fadli.
“Tentu Pak Prabowo merasa terusik. Pak Prabowo ini orang yang selalu berusaha membela kalau ada yang meminta bantuan, apalagi waktu kasus Wilfrida (TKI) misalnya yang mau dihukum gantung di Malaysia itu Pak Prabowo luar biasa membela, itu sampai akhirnya tidak jadi dihukum mati dengan meng-hire lawyer yang terbaik di sana,” jelas Fadli.
ADVERTISEMENT
Usai bertemu Prabowo dan melakukan konferensi pers, Fadli masih belum tahu apabila cerita yang disampaikan Ratna merupakan hoaks. Hingga akhirnya Ratna sendiri yang mengaku bahwa yang ia alami hanya karangan semata.
"Oleh karena itu Pak Prabowo kemudian mengambil konferensi pers dan menyampaikan ini, bahwa ini suatu tindakan yang ini kan mengirim message kalau ini tindakan yang benar terjadi. Kami (saat itu) kan tidak tahu bahwa ini sebuah kebohongan," pungkasnya.