Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ada perbedaan mencolok pada perayaan Idul Adha di Kashmir tahun ini. Kaum Muslim di wilayah Kashmir terpaksa merayakan Idul Adha dengan segala keterbatasan.
ADVERTISEMENT
Situasi tersebut merupakan buntut dari dicabutnya otonomi khusus Kashmir oleh Pemerintah India. Usai penghapusan otonomi, India memberlakukan penutupan serta pengetatan keamanan di Kashmir.
Kebijakan tersebut membuat warga Muslim Kashmir terimbas. Saat Idul Adha yang di wilayah tersebut dirayakan pada Senin (12/8), mereka tidak bisa menyembelih hewan kurban.
Seorang warga kota Srinagar di Kashmir, Bashir Ahmad, menyebut dirinya sudah berkendara sampai 20 kilometer untuk mencari domba untuk dikurbankan. Namun, hasilnya nihil.
"Saya mengambil risiko berada di jalanan, tapi semuanya percuma," kata Ahmad yang bekerja sebagai seorang pengusaha, seperti dikutip dari AFP.
Risiko dimaksud Ahmad adalah perjalanan dirinya mencari domba yang harus melewati pemeriksaan militer dan barikade pagar berduri di beberapa titik.
ADVERTISEMENT
Ahmad mengaku, ia sangat kecewa tidak bisa membeli hewan kurban. Sebab, pada tahun lalu dirinya bisa membeli lima domba untuk dikurbankan saat Idul Adha.
"Saya pikir saya tidak bisa membeli domba dan berkurban," kata Ahmad.
Pengalaman serupa dirasakan warga lainnya, Shakeel Bhat. Dia mengatakan, di pasar Srinagar domba yang tersedia sangat sedikit, harganya pun terlampau mahal.
"Saya kira harganya 9 ribu Rupees (sekira Rp 2,1 juta), tapi nyatanya harganya sangat mahal," kata Bhat.
"Pedagang menyebut, mereka harus bertaruh nyawa saat berada di jalan," sambung dia.
Bukan cuma pembeli, penjual hewan di Kashmir, Shamser Khan, mengaku kesulitan menjual dagangannya. Peternak domba itu meyakini, pembatasan militer oleh India sebagai penyebabnya.
"Saya tidak menjual apa-apa tahun ini. Masyarakat tidak punya uang tunai, situasi sangat buruk, hampir mustahil ke luar rumah," jelas Shamser.
"Tahun ini tidak ada penghasilan yang masuk, bahkan kami tidak bisa menjual kawanan hewan untuk kami bertahan hidup sampai tahun depan," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Sejak awal pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi menginstruksikan penutupan Kashmir . Kegiatan bermasyarakat pun dibatasi.
Bahkan pada Idul Adha, warga Kashmir yang mayoritas Muslim diperintahkan untuk salat di lingkungan rumah. Otoritas setempat tidak mengizinkan keramaian.