Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Buku adalah jendela dunia.
Barangkali kalimat itu pernah kita lihat ditempel di kelas-kelas. Entah sebagai penyemangat, entah sekadar penghias. Namun, setidaknya kalimat itu bisa kita ingat.
ADVERTISEMENT
Buku juga biasa disebut sebagai gudang ilmu. Betapa tidak, banyak hal bisa kita ketahui dari sebuah buku. Semakin banyak gudang ilmu, tentu diharapkan pengetahuan dan wawasan kita pun semakin bertambah.
Dengan begitu, buku juga menjadi alat untuk mewujudkan salah satu tujuan negara ini: mencerdaskan kehidupan berbangsa.
Namun berapa banyak gudang ilmu yang bisa kita produksi setiap tahunnya?
Berdasarkan buku Industri Perbukuan Indonesia dalam Angka dan Fakta 2015 yang diterbitkan Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia), Indonesia memiliki sekitar 1.328 penerbit buku anggota Ikapi dan sekitar 109 penerbit non-Ikapi. Dari seribuan lebih penerbit, hanya sekitar 711 penerbit yang aktif dalam memproduksi buku baru.
Kategori penerbit aktif adalah penerbit yang secara rutin menerbitkan sekurangnya 10 judul buku dalam satu tahun.
ADVERTISEMENT
Penerbit aktif tersebut sebagian besar berada di Jawa, yakni 293 penerbit di Jakarta; 210 penerbit di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur; 143 penerbit di Jawa Barat; dan 63 penerbit di Luar Jawa.
80 persen penerbit aktif menerbitkan 10-50 judul buku setiap tahunnya, 17 persen lainnya menerbitkan 50-200 judul buku per tahun. Hanya sekitar 3 persen penerbit mampu menerbitkan lebih dari 200 judul buku per tahun.
Rata-rata oplah buku sekitar 3.000 eksemplar per judul.
Hanya 3 persen judul baru yang mampu mencapai oplah 15.000 eksemplar. Itu pun dikuasai oleh pasar buku-buku pelajaran sekolah dasar.
TB Gramedia, sebagai satu-satunya toko buku besar dan menguasai 61 persen pasar penjualan buku menerima sekitar 24 ribu judul buku pada 2014. 10 persen dari buku yang diterima merupakan buku impor dan 5 persen adalah buku pelajaran sekolah.
ADVERTISEMENT
39 persen penjualan buku lainnya dilakukan lewat penjualan di toko-toko buku kecil atau lewat jalur mandiri.
Jika berdasarkan laporan tersebut, beberapa persoalan yang mengemuka adalah jumlah penerbit aktif sebesar 700 unit yang masih sangat terpusat di Jawa. Selain itu pasar penjualan buku yang juga kurang merata.
Bagaimana potensi pasar buku di Indonesia?
Negara berpenduduk sekitar 250 juta jiwa ini setidaknya memiliki 56,3 persen populasi yang termasuk kategori kelas menengah, yakni sebesar 140 juta jiwa. Nilai uang yang dibelanjakan oleh kategori kelas menengah tersebut sebagian besar adalah belanja pakaian dan alas kaki (Rp 113,4 triliun).
Sementara pangsa pasar untuk buku sekitar Rp 14,1 triliun.
Laporan Ikapi mencatat rata-rata orang Indonesia hanya membeli 2 buku per tahun. Ya, hanya 2 buku per tahun. Tentu angka yang sangat kecil bukan?
ADVERTISEMENT
Jika buku adalah jendela dunia, membaca adalah kuncinya.
Berapa banyak jendela yang sudah kamu buka tahun ini?