Salah Input Data C1 KPU: Jokowi Ditambah 500, Prabowo Disunat 100

22 April 2019 6:56 WIB
comment
194
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses saat Situng KPU dilakukan. Foto: Efira Tamara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proses saat Situng KPU dilakukan. Foto: Efira Tamara/kumparan
ADVERTISEMENT
Beredar sebuah video viral yang lagi-lagi memperlihatkan kesalahan fatal input data C1 di Sistem Perhitungan (Situng) 'real count' KPU. Kali ini, terjadi di TPS 18, Kelurahan Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dalam input di KPU, suara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin mendapat tambahan 500 suara. Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga Uno disunat 100 suara.
ADVERTISEMENT
kumparan telah mengecek situs real count KPU, dengan link https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/ pada Senin (22/4/2019) pukul 06.10 WIB. Hasil penelusuran kumparan, ternyata yang disampaikan dalam video itu benar adanya. Foto screenshoot terlampir.
Dalam halaman ini jelas sekali terlihat bahwa suara Jokowi-Ma’ruf Amin diinput dengan 553 suara. Sementara Prabowo-Sandi diinput dengan 30 suara. Di TPS ini, pemilih terdaftar tercatat 204 orang, namun yang menggunakan hak pilihnya hanya 186 orang.
Saat dilihat di Scan C1, terlihat data yang sangat berbeda. Di TPS ini, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin hanya memperoleh 53 suara, sedangkan Prabowo-Sandi memperoleh 130 suara. Dengan demikian, dalam input di data KPU, suara Jokowi-Ma’ruf Amin mendapat tambahan 500 suara, sedangkan suara Prabowo-Sandi dikurangi 100 suara.
Screen shoot di Situng real count KPU Foto: Arifin Asydhad/kumparan
Dengan adanya selisih suara yang sangat besar antara C1 dengan input Situng di KPU ini, apakah ini kesengajaan atau hanya kesalahan human error?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya kesalahan input sudah diakui Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kesalahan input data tidak hanya terjadi untuk TPS 18, Kecamatan Malakasari, Kabupaten Baleendah, Kabupaten Bandung.
Komisioner KPU Wahyu Setiawan menegaskan bahwa kesalahan entri data C1 di Sistem Perhitungan (Situng) terjadi karena human error. Menurut Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, kesalahan entri tak hanya terjadi di pihak 02, tetapi juga di pihak 01.
Screen shoot di Situng real count KPU Foto: Arifin Asydhad/kumparan
“Kekeliruan 9 C1 itu juga terjadi di pihak 01 juga 02. Kekeliruan info C1 itu juga kekeliruan itu terjadi di pihak 01 juga terjadi di pihak 02,” ucap Wahyu, Minggu (21/4). Karena itu, dia membantah bahwa kesalahan entri tersebut dikaitkan dengan keberpihakan KPU kepada pihak tertentu.
“Jadi tidak benar kalau kekeliruan itu seluruhnya menyangkut pihak tertentu. Ini kekeliruan itu human error sehingga bisa saja fakta menunjukkan entri untuk 01 juga ada yang keliru, entri ke 02 juga ada yang keliru itu faktanya kaya gitu,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Komisioner KPU lainnya, Pramono Ubaid Tanthowi juga menegaskan bahwa kesalahan input tidak hanya terjadi pada pasangan 02 Prabowo-Sandi, tapi juga pasangan 01 Jokowi-Ma’ruf Amin. Namun, dia tidak membeberkan banyak mana kasus salah input data ini, apakah lebih banyak terjadi pada pasangan 01 atau 02.
Yang jelas, kata Pramono, bila ditemukan ada kesalahan input, KPU langsung melakukan koreksi. Menurut dia, Situng ini malah merupakan upaya KPU dalam melakukan transparansi. “Itulah bentuk transparansi KPU dalam melakukan penghitungan dan rekapitulasi. Kita publikasi. Biar semua orang bisa lihat. Kalau ada yang salah tulis atau salah entry, maka bisa dikoreksi, bisa diperbaiki,” kata Pramono.
Pramono menegaskan data dari scan C1 yang dipublikasikan di situs KPU hanyalah untuk publikasi, tidak akan menjadi rujukan resmi KPU menentukan hasil pemilu. “Ini hanya untuk publikasi saja, sekaligus mengundang partisipasi publik. Hasil resmi tetap dokumen yang direkap secara manual melalui rapat pleno terbuka,” ujar Pramono.
Rekapitulasi Suara Pemilu 2019. Foto: Basith Subastian/kumparan
ADVERTISEMENT