Ilustrasi Lipsus kumparan: Tuah Mbah Moen

Jalan Politik Mbah Moen

6 Agustus 2019 11:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Lipsus kumparan: Tuah Mbah Moen. Foto: Herun Ricky/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lipsus kumparan: Tuah Mbah Moen. Foto: Herun Ricky/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu ulama berpengaruh di Tanah Air, sepak terjang almarhum KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen tak bisa dipisahkan dari dunia politik. Di era 1970-an, Mbah Moen muda yang tengah mengembangkan Ponpes Al Anwar mulai meniti karier di dunia politik.
ADVERTISEMENT
Menjadi ulama dan politikus selama kurang lebih 50 tahun, restu dan doa Mbah Moen selalu dinanti hampir semua politikus, calon presiden hingga calon ketua umum.
Di tahun 1965, Mbah Moen, selepas belajar di Makkah, membantu sang ayah, Kiai Zubair Dahlan, mengembangkan Ponpes Al Anwar di Rembang. Saat itu, kelompok pengajian itu telah memiliki 3 kompleks bangunan. Mbah Moen muda memilih PPP sebagai kendaraan politiknya. Hingga akhir hayat, ia bersetia kepada partai berlambang kakbah tersebut.
Tahun 1970, ia terpilih menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Setelah itu, ia sempat rehat sejenak sebelum akhirnya menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode. Jabatan petinggi di pengurus Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jateng bolak balik diembannya. Di tahun 1998, ketika beberapa kader NU mendirikan PKB, Mbah Moen tetap setia kepada PPP.
ADVERTISEMENT
Meski fokus di politik, ia terus terlibat langsung mengajar di Ponpes Al Anwar. Dalam wawancara khusus dengan kumparan Februari 2019, Dr. H. Rumadi Ahmad, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU, mengatakan, ada faktor penting yang membuat Mbah Moen sungguh berpengaruh dan mempunyai ribuan santri di seluruh Indonesia.
Saat mengajar, Mbah Moen membangun sebuah chemistry dengan santri-santri-nya, bukan hanya ilmu. Inilah yang membuat pengaruh Mbah Moen di Jawa Tengah sungguh besar, meski para santrinya sudah keluar untuk membentuk ponpes baru.
“Beliau itu selalu mengajar langsung dan berhubungan langsung dengan santri-santrinya. Itu membentuk suatu keterikatan yang membuat Mbah Moen punya pengaruh besar terhadap santri-santrinya,” kata Rumadi.
Mbah Moen. Foto: Faceboook/ @DPP PPP
Jumlah "santri" yang besar, ketokohan, serta ilmu agama yang tak perlu dipertanyakan secara tak langsung menjadi "modal politik" tersendiri bagi Mbah Moen. Ia bak magnet, baik di internal PPP atau tokoh politik tanah air.
ADVERTISEMENT
Pengaruh besar di kalangan masyarakat muslim membuat Mbah Moen diangkat menjadi Ketua Dewan Syuro PPP. Ia juga tercatat duduk di Majelis Tinggi (A’la) PPP periode 2016-2021. Kini, Mbah Moen menjadi tokoh senior PPP dan Ketua Majelis Syariah PPP.
Ingin menjadi Ketum PPP? Jangan banyak berharap kecuali mendapat restu Mbah Moen. Inilah yang terjadi ketika Suharso Monoarfa terpilih menjadi Ketum PPP untuk menggantikan M. Romahurmuziy yang terseret kasus suap. Maret 2019, sejumlah nama sempat digodok menjadi calon ketum PPP, antara lain 11 waketum PPP. Namun, nama Suharso akhirnya yang terpilih sebab Mbah Moen-lah bertuah untuk memilih Suharso.
Fatwa Mbah Moen sontak langsung disetujui oleh rapat pengurus harian PPP, tak ada yang berani menolak. Akhirnya, Suharso menjadi Plt Ketum PPP hingga hari ini.
Mbah Moen saat menyambangi DPP PPP. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Pengaruh Mbah Moen sebegitu besar hingga ia pun "berperan" menentukan arah politik PPP di kancah Pilpres. Di tahun 2014, Mbah Moen bersama PPP mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Keduanya kemudian kalah. Usai Jokowi-JK ditetapkan menjadi pemenang, PPP beralih dukungan. Kepada kumparan mantan Ketum PPP M. Romahurmuziy pernah bercerita bahwa sikap ini diambil atas perintah Mbah Moen.
ADVERTISEMENT
“Kami (PPP) keluar dari Koalisi Merah Putih dan mendukung Jokowi kan atas perintah Mbah Maimoen. Enggak mungkinlah di PPP itu (kalau) kita enggak atas perintah kiai,” tutur Romahurmuziy kepada kumparan Februari 2019.
Restu Mbah Moen selalu menjadi rebutan. Baik capres, cagub hingga cabup. Di Pilpres 2019, Prabowo dan Jokowi sudah jelas berebut restu Mbah Moen. Keduanya sowan ke Ponpes Al Anwar, Rembang, saat massa kampanye Pilpres 2019.
Prabowo sowan pada September 2018. Ia meminta restu dan didoakan agar menang pilpres. Sementara itu, Jokowi datang ke Rembang pada 1 Februari di acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju. Jokowi juga tentunya meminta doa Mbah Moen.
Prabowo Subianto (kanan) mencium tangan Mbah Moen. Foto: Dok. Tim Media Prabowo
Acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju berujung kontroversi. Doa yang didaraskan Mbah Moen memantik ketegangan dua kubu. Ia sempat salah ucap, menyebut nama Prabowo ketika sedang mendoakan Jokowi. Meskipun, belakangan ia meralat doa tersebut dan kemudian memberikan pernyataan dukungan kepada Jokowi.
ADVERTISEMENT
Pengikut Mbah Moen menjadi magnet bagi siapapun yang maju pilpres. Ia menguasai Pantura, sebuah potensi suara yang tentunya menjadi rebutan Jokowi dan Prabowo.
Bisa dibilang, santri-santri di wilayah Pantura ‘dipegang’ oleh Mbah Moen. Mulai dari Pantura yang berada di wilayah Jawa Tengah (Rembang, Tegal, Pemalang, Brebes, Kendal, Semarang, Pekalongan) hingga perbatasan Jawa Timur, Lampung, hingga Papua.
Mendapat restu Mbah Moen berbanding lurus dengan dukungan suara para santri-nya yang tersebar di seluruh Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
Mbah Moen memberikan serban untuk Joko Widodo sebelum menghadiri Konser Putih Bersatu di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: Dok. Istimewa
Sepeninggal Mbah Moen, karier politiknya tentu akan dilanjutkan oleh anak-anaknya.
Majid Kamil Maimoen alias Gus Kamil, dan Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin merupakan pengurus PPP yang ikut menjadi tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
Gus Kamil ialah Ketua DPRD Rembang dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PPP Rembang kubu Romahurmuziy, sedangkan Gus Yasin menjabat Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jawa Tengah kubu Romahurmuziy dan Wakil Gubernur Jawa Tengah mendampingi Gubernur Ganjar Pranowo yang berasal dari PDIP.
Sementara itu, dua putra Mbah Moen lainnya mendukung Prabowo saat Pilpres 2019. Ia adalah Muhammad Najih Maimoen alias Gus Najih dan Muhammad Wafi Maimoen atau akrab disapa Gus Wafi. Gus Wafi, sosok yang pernah diincar Sudirman Said menjadi cawagub di Pilkada 2017, merupakan Ketua DPW PPP Jawa Tengah kubu Djan Faridz.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten