Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Jemaah haji yang tengah wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, banyak yang menderita heatstroke atau serangan udara panas. Heatstroke ini yang kemudian memicu kambuhnya penyakit bawaan jemaah haji, terutama mereka yang berusia lanjut.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Arafah, hingga Sabtu (10/8) pagi, sebanyak 59 jemaah menjalani rawat jalan di tempat itu. Sebanyak 19 di antaranya dirujuk ke rumah sakit haji Arab Saudi di Arafah karena penyakitnya serius.
Dr. Dhanita Amirk sebagai penanggung jawab klinik Arafah mengatakan, munculnya heatstroke, dehidrasi, dan kelelahan akhirnya memicu penyakit bawaan jemaah seperti paru kronis, diabetes, hingga jantung.
Di klinik, lanjut Dhanita, jemaah heatstroke akan mendapatkan penanganan pertama dengan pendinginan tubuh, salah satunya dengan kompres air dingin.
"Kami memiliki kontainer berisikan handuk basah untuk mengurangi panas. Kebanyakan dehidrasi dialami lansia karena alarm tubuhnya mulai berkurang," kata Dhanita kepada kumparan.
Sementara itu, Dr. Karmijono Pontjo Kepala Seksi Kesehatan Arafah menyebut heatstroke terkadang tidak terdeteksi oleh jemaah lansia. Walau demikian, ada beberapa indikasi seseorang memiliki gejala heatstroke yang patut diwaspadai
"Seseorang rawan heatstroke jika dalam waktu lama tidak buang air kecil. Dia kemudian lemas, lalu demam, hingga kejang-kejang," ujar Karmijono
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Karmijono mengimbau jemaah haji selalu mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti payung, masker, sandal, atau kacamata hitam. Jemaah juga diminta tidak bosan-bosan minum air untuk menghindari dehidrasi.
"Pakai APD walau ke toilet, karena antre lama di bawah terik matahari bisa menguras cairan. Sering-sering minum air, selain air mineral jus juga boleh agar kebutuhan cairan terpenuhi," pesan Karmijono lagi.