JK Bantah SBY soal 100 Juta Warga Miskin: Data BPS Valid

31 Juli 2018 18:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden, Jusuf Kalla. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden, Jusuf Kalla. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyinggung ada banyak warga miskin di Indonesia saat bertemu Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Padahal jika dibandingkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2018 sebanyak 25,95 juta atau 9,82% dari jumlah penduduk.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan angka kemiskinan yang dihitung oleh BPS benar-benar sesuai. JK mengatakan, BPS mengukur kemiskinan lewat sejumlah parameter.
"BPS tentu datanya valid. Kan tergantung ukuran apa yang dipakai. Kalau ukuran yang kita pakai ialah ukuran pendapatan per bulan, atau konsumsi per hari berapa," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (31/7).
JK mengatakan, BPS memiliki banyak indikator dalam menghitung dan menetapkan angka kemiskinan di Indonesia. Beberapa indikator antara lain apakah orang itu memiliki rumah hingga pekerjaan yang layak.
"Ada ukuran masing-masing, ada kurang lebih 15 faktor untuk mengetahui, yang miskin atau tidak, punya pekerjaan atau tidak, rumahnya bagaimana, jadi sekitar itu," tambah JK.
Ketua umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (kiri), bersama Ketua umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyampaikan keterangan pers seusai pertemuan tertutup di Jakarta, Selasa (24/7). (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (kiri), bersama Ketua umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyampaikan keterangan pers seusai pertemuan tertutup di Jakarta, Selasa (24/7). (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Sebelumnya, saat bertemu Prabowo, SBY membicarakan perkembangan ekonomi dan kesejahteraan. Di antaranya lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, serta keseimbangan pembangunan manusia dengan pembangunan infrastruktur,
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan itu, SBY menyebut golongan miskin yang ada di Indonesia mencapai 40 persen atau sekitar 100 juta orang.
"Dan yang paling penting menyangkut ekonomi dan kesejahteraan rakyat adalah penghasilan atau income dan daya beli golongan kurang mampu dan golongan miskin yang kita sebut dengan the bottom forty. 40 persen kalangan bawah yang jumlahnya sekitar 100 juta orang itu menjadi sorotan kami karena ada persoalan di situ," kata SBY.