Kanada Cari Bantuan Perbaiki Hubungan dengan Saudi, AS Lepas Tangan

8 Agustus 2018 9:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Kanada Justin Trudeau di Manila (Foto: REUTERS/Czar Dancel)
zoom-in-whitePerbesar
PM Kanada Justin Trudeau di Manila (Foto: REUTERS/Czar Dancel)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kanada akan mencari bantuan negara-negara sahabat untuk memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi. Sementara itu negara sahabat terdekat Kanada, Amerika Serikat, menyatakan lepas tangan.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Selasa (7/8), sumber di pemerintahan Kanada mengatakan mereka akan meminta bantuan negara yang dekat dengan Saudi, yaitu Uni Emirat Arab, untuk membantu memperbaiki hubungan bilateral. Uni Emirat Arab adalah salah satu negara kawasan Timur Tengah yang terdekat dengan Saudi.
"Kuncinya adalah bekerja dengan sekutu dan sahabat di kawasan untuk mendinginkan situasi, yang bisa dilakukan dengan cepat," kata sumber yang menolak disebut namanya.
Sumber Reuters lainnya mengatakan, pemerintahan Liberal Kanada pimpinan Justin Trudeau juga akan meminta bantuan Inggris. Pemerintah Inggris pada Selasa lalu telah meminta kedua negara menahan diri agar situasi tidak bertambah parah.
Arab Saudi menarik duta besar mereka dari Kanada dan mengusir dubes Kanada dari Riyadh. Pemerintah Saudi juga menghentikan kerja sama dagang dan pendidikan, akan memindahkan 15 ribu mahasiswa penerima beasiswa di Kanada ke negara lain.
ADVERTISEMENT
Kemarahan Arab Saudi terjadi setelah Kanada mengkritik penangkapan para aktivis HAM perempuan. Menurut Saudi, kritikan tersebut adalah bentuk intervensi terhadap urusan dalam negeri mereka.
Sementara itu, negara sahabat terdekat Kanada, AS, mengaku berlepas tangan dari seteru keduanya dan tidak ingin ikut campur. AS di bawah pemerintahan Donald Trump memang menjalin hubungan yang sangat erat dengan Arab Saudi.
"Kedua pihak perlu menyelesaikan masalah ini secara diplomatis. Kami tidak bisa melakukannya untuk mereka, mereka harus menyelesaikannya bersama," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Heather Nauert.