Kapolri Tepis Dugaan Orang Sakit Jiwa Digerakkan Menyerang Ulama

12 Februari 2018 14:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tito Karnavian di konferensi pers akhir tahun. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tito Karnavian di konferensi pers akhir tahun. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kasus penyerangan orang sakit jiwa ke tokoh agama terjadi di Jawa Barat. Banyak yang menduga ada gerakan-gerakan tertentu di balik teror orang sakit jiwa. Tapi dugaan itu dibantah Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
ADVERTISEMENT
"Kasusnya tetap kita tangani tapi kita tetap tidak berhenti untuk mendalami apakah kemungkinan ada koneksi dari satu kasus ke kasus lainnya. Sampai saat ini kita belum menemukan ada indikasi itu," beber Tito dalam keterangannya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/2).
Tito menegaskan, penyerangan yang dilakukan orang sakit jiwa itu adalah tindakan spontan.
Kasus penyerangan ulama terjadi di Cicalengka, Bandung, Jabar, lalu di Kota Bandung, dan di Jakarta Barat.
"Untuk itu, saya meminta kepada masyarakat untuk tenang kita bisa atasi persoalan ini kita bisa tangkap pelakunya. Saya sudah perintahkan untuk jajaran kepolisian memperkuat pengamanan tempat ibadah kemudian jangan berspekulasi masing-masing, dengan versi masing masing yang tidak jelas," ungkap dia.
ADVERTISEMENT