Kasus Bom Sidoarjo, Ketika Seorang Anak Menolak Ajakan Berjihad

15 Mei 2018 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak bomber Rusunawa Wonocolo dengan Kapolri (Foto: Dok. Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Anak bomber Rusunawa Wonocolo dengan Kapolri (Foto: Dok. Polri)
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi tiga anak terduga pelaku yang selamat dari ledakan bom di lantai lima Blok B No.2 Rusunawa, Wonocolo, Sidoarjo, Senin (14/5). Dalam kunjungannya tersebut, Tito menyempatkan berbincang dengan anak terduga pelaku yang tengah dirawat di RS.Bhayangkara Polda Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Kepada Tito, A (15), anak kedua terduga pelaku, menceritakan bahwa ayahnya, Anton Ferdiantono (47), seringkali mendengarkan ceramah melalui internet.
Tak hanya itu, sang ayah juga diungkapkan kerap mengajaknya berjihad. Namun, A menolaknya dengan alasan tidak sesuai pemikirannya dan juga bertolak belakang dengan ajaran Islam.
Pada kesempatan tersebut, A juga membenarkan bahwa bom yang meledak pada malam itu (13/5) memang benar milik ayahnya. Bom itu dirakit sendiri dari hasil belajar melalui internet dan Youtube.
Mulanya, A tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom, hingga akhirnya menyebabkan terjadinya ledakan di kamar yang ditinggalinya.
Kapolri temui anak-anak pelaku bom. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri temui anak-anak pelaku bom. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Ledakan di Sidoarjo tersebut merupakan salah satu dari rentetan ledakan bom di Surabaya. Kamar itu sebelumnya ditinggali enam orang anggota keluarga, dua orang tua dan empat orang anak.
ADVERTISEMENT
Anton (47), Puspita Sari (47), dan satu anak tertua atas nama Halyah (17) dari terduga pelaku dinyatakan meninggal dunia. Sementara, tiga anak lainnya selamat dari ledakan tersebut, yaitu anak kedua A (15), anak ketiga F (11), dan anak keempat H (11) luka pada hidung. Anak-anak yang selamat itu diketahui mengalami luka di bagian paha sebelah kiri (F) dan juga pada hidung (H).
Setelah terjadinya ledakan, A dibantu oleh warga sekitar dalam menyelamatkan kedua adiknya. Mereka kemudian dibawa ke RS Siti Khodijah dan saat ini sudah dirujuk ke RS.Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Kini, A dan kedua adiknya harus menjalani hari-hari sebagai anak yatim piatu.
Anak bomber Rusunawa Wonocolo dengan Kapolri (Foto: Dok. Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Anak bomber Rusunawa Wonocolo dengan Kapolri (Foto: Dok. Polri)