Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kata Kolektor soal Racun Kalajengking Jadi Komoditas Termahal
1 Mei 2018 8:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jokowi mengatakan, racun kalajengking merupakan komoditas termahal di dunia, bahkan mengalahkan emas.
"Apa komoditas paling mahal di dunia? Pasti banyak yang menjawab emas. Bukan emas. Ada fakta yang menarik yang saya dapat dari informasi yang saya baca. Komoditas yang paling mahal di dunia racun dari kalajengking," ujar Jokowi di Hotel Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
"Harganya 10 juta dolar AS per liter. Jadi kalau Pak Bupati, Gubernur mau kaya, cari racun kalajengking," lanjut Presiden.
Berdasarkan laporan dari Science ABC, apa yg dikatakan Jokowi memang tak salah. Racun tersebut memiliki harga sekitar USD 10 juta atau setara dengan Rp 143 miliar. Oleh karenanya, racun ini disebut sebagai cairan termahal di dunia.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah informasi ini diketahui banyak pihak? kumparan menemui seorang pecinta kalajengking yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kalajengking Indonesia (KPKI).
Menurut anggota KPKI yang akrab disapa Kuznex ini, dirinya dan juga sebagian besar rekannya di KPKI justru tidak mengetahui informasi tersebut.
"Baru tahu malah. Setelah itu saya langsung browsing dan ternyata benar juga," ujar Kuznex di tempat tinggalnya di kawasan Tanjung Duren, Senin (30/4).
Laki laki berusia 26 tahun itu menambahkan, ia bersama rekan rekan pecinta kalajengking lainnya tidak berorientasi profit sehingga kurang memperhatikan pemanfaatan racun kalajengking sebagai komoditas.
"Enggak, karena dari kita kan lebih ke hobi ya, jadi memang enggak memperhatikan ke sana (racun) kalo bisa dijual," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu menurutnya, cara memperoleh racun kalajengking menjadi permasalahan sendiri.
"Caranya seperti apa dapat racunnya? Karena kalajengking yang dijual-jual itu kan pasti ada racunnya, nah cara memisahkan racunnya itu yang kita enggak tahu," tutur lelaki yang juga merupakan pecinta reptil ini.
Kini setelah mengetahui besarnya nilai penjualan racun kalajengking, pertanyaan pun muncul, apakah dirinya tertarik untuk memulai bisnis baru?
"Sempat sih tadi ada omongan sama teman-teman, ada yang sambil bercanda bilang 'boleh juga nih'. Tapi ya balik lagi, enggak tahu caranya gimana, terus jualnya ke siapa, pasarnya ada apa enggak. Jadi untuk saat ini sih kayaknya belum ya," Jelasnya.
Lelaki yang hobi memelihara kalajengking sejak tahun 2013 ini mengatakan, untuk bisnis kalajengking hingga saat ini dia masih sebatas menjalankan ternak dan jual beli kalajengking.
ADVERTISEMENT
"Ternak di rumah ada, jual beli juga. Tapi jualnya lebih ke sesama untuk yang hobi ya, jadi bukan jual untuk jadi supplier gitu," pungkasnya.