Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Kazakhstan Siap Bagi Ilmu Soal Pemindahan Ibu Kota ke Indonesia
11 Oktober 2017 16:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2017 isu pemindahan ibu kota dari Jakarta ke beberapa wilayah lain di Tanah Air terus berembus. Hal ini juga sempat dibahas oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev dalam kunjungannya ke Astana September lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Askhat Orazbay, pembicaraan mengenai wacana pemindahan ibu kota disambut antusias Presiden Nazarbayev. Di depan JK, Nazarbayev menyatakan siap memberi masukan kepada Indonesia tentang langkah apa saja yang mesti diambil dalam memindahkan pusat pemerintahan.
"Jika pemerintah ingin belajar, kami dengan senang hati bersedia membantu dan membagi pengalaman," sebut Orazabay pada Rabu (11/10) di Jakarta, mencontohkan ucapan Presiden Nazarbayev kepada JK.
Orazbay mengatakan, Indonesia sudah tepat jika meminta pendapat Kazakhstan untuk cara memindahkan ibu kota. Sebab, negaranya telah berhasil melakukan pemindahan pusat pemerintahan.
Dia menceritakan, dulunya ibu kota negaranya adalah Almaty. Tapi, pada 1997 pemerintah memutuskan memindahkan ibu kota ke Astana.
Astana pun tidak mengecewakan. Kota itu dapat menjalankan perannya sebagai ibu kota dari negara terbesar di Asia Tengah ini.
ADVERTISEMENT
"Kami merupakan negara yang paling sukses dalam memindahkan ibu kota," paparnya.
Kesuksesan itu diraih karena saat memindahkan Ibu Kota, Pemerintah Kazakhstan juga merelokasi warga Almaty ke tempat baru tersebut.
Sehingga, ketika Kazakhstan resmi beribukota Astana, wilayah tersebut tidak seperti kota mati yang cuma berisi gedung pemerintahan dan istana presiden. Kegiatan bisnis yang biasa dilakukan di Almaty juga bisa terlaksana dengan begitu baik di Astana.
Pemindahan ibu kota dilakukan karena Almaty sudah terlalu padat dan tak bisa dikembangkan lagi. Selain itu, kota tersebut rawan gempa sehingga terlalu riskan untuk jadi pusat pemerintahan.
Rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke tempat lain saat ini sedang dikaji Bappenas.
Juli lalu, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Gedung DPR RI, menyebut kantor pemerintahan yang selama ini berpusat di Jakarta akan pindah ke luar Pulau Jawa, termasuk Istana Negara.
ADVERTISEMENT
"Ya istananya kan enggak harus mewah, yang penting ada rumah tinggal presiden dan kantor presiden," ujar Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Gedung DPR RI, Jakarta, Juli lalu .
Mantan Menteri Keuangan itu juga mengatakan, pihaknya akan melakukan dialog dengan berbagai pihak jika kajian tersebut telah selesai. Seperti dengan presiden, pengusaha, hingga Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan.
"Pasti semua diajak ngomong, diajak bicara, tapi sekarang masih kajian, belum ada proposal resmi," jelasnya.