Kembalinya Ahok si Mata Badai

21 Januari 2019 9:18 WIB
comment
48
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Lipsus "Ahok's Next Move". (Foto: Herun Ricky/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lipsus "Ahok's Next Move". (Foto: Herun Ricky/kumparan)
For what is man, what has he got? If not himself, then he has naught To say the things he truly feels, and not the words of one who kneels The record shows I took the blows, and did it my way
- My Way, Frank Sinatra
Bisepnya menebal. Keduanya penuh di lengan kaus tahanan yang dipakainya. Perutnya yang dulu buncit kini menipis. Jika Anda memegangnya, badan besarnya itu akan terasa lebih liat.
Ahok tak pernah sebugar ini. 21 bulan berada dalam kurungan menjadikannya rutin berolahraga. Bila saat menjabat gubernur olahraganya hanya sebatas naik turun tangga, kini push up, pull up, sit up, dan angkat beban menjadi sebuah keakraban baginya.
Pun begitu dengan keadaan pikirnya. “Papa (memang) berubah sih. Lebih tenang,” kata Nicholas Sean Purnama, putra Ahok yang pertama. Ahok, seperti ia tuturkan sendiri ke para penjenguknya, berhasil “... menaklukkan diri sendiri.”
“Itu dikatakan kepada saya. Dia sudah menerima apapun yang terjadi dan memaafkan siapapun juga termasuk para pembenci. Dia bersyukur, di dalam dia banyak belajar. Dia banyak merenung, dan dia berlatih untuk bersabar,” ujar Djarot Saiful Hidayat, rekan Ahok, saat ditemui kumparan, Sabtu (19/1). “Dia sudah menjadi manusia yang baru.”
Namun pada mulanya tak demikian. Sebulan pertama, dunia baru Ahok yang hanya berukuran 2 x 3 meter itu begitu menghukum. Ia stres dan kerap tak bisa tidur. Kebiasaannya sebagai gubernur DKI Jakarta yang menuntutnya aktif sedari subuh hingga dini hari tak semudah itu dihilangkan.
Ahok dalam sidang pembacaan vonis. (Foto: Isra Triansyah/POOL)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok dalam sidang pembacaan vonis. (Foto: Isra Triansyah/POOL)
Episode kehidupan Ahok saat itu amat berat. Setelah gagal menjadi gubernur dalam Pilkada DKI 2017, Ahok juga mesti menghadapi karam bahtera rumah tangganya dengan Veronica Tan dari balik jeruji Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok.
Ahok, yang dikenal sekeras karang, sempat hancur.
“Pukulan kemarin cukup berat,” kata Bambang Waluyo Djojohadikusumo yang biasa disapa Jojo Wahab, kepada kumparan, Kamis (17/1).
Politisi yang juga pengurus DPD Partai Golkar DKI Jakarta itu telah 30 tahun mengenal Ahok. Keduanya sama-sama anak angkat dari Andi Baso Amir.
Selama dua tahun terakhir, hampir tiap minggu Jojo bertandang ke Mako Brimob. Segala macam perkara diceritakan Ahok pada sahabatnya itu, termasuk soal pelik perceraiannya dengan Vero yang sempat membuat Ahok tak mau menerima pembesuk selama tiga bulan.
Ahok beranjur. Waktu penjara yang begitu lowong seakan mempersilakannya menjumputi keping-keping hidup yang tak sempat ia lakukan kala jadi orang bebas.
Ia berkeringat mengolah raga. Ia merenung menyelami inti jiwanya yang paling dalam. Ia terpental jauh ke masa lalu, berkelana ke tempat-tempat asing, dan bercakap dengan orang-orang dulu melalui buku-buku.
Total, 43 buku berhasil ia selesaikan. “Dia membaca banyak buku tentang Sukarno. Dia belajar dari Sukarno, yang juga dipenjara di mana-mana. Dia paham pemikirannya. Bahkan, buku Sukarno yang dia baca lebih banyak daripada yang saya baca,” kata Djarot yang sudah 20 tahun menjadi kader PDIP.
Selain membaca banyak materi Sukarno, Ahok juga melahap beberapa literatur Islam dan Al-Quran. Kepada Nong Darol Mahmada, relawan Ahok-Djarot di Pilkada 2017, Ahok sempat berkelakar, “Nong, gue sekarang jadi ahli Islam nih, lu kalah.”
Ahok juga tetap produktif. Buku berjudul Kebijakan Ahok yang terbit Agustus 2018 ternyata bukan satu-satunya buku yang ia tulis dalam penjara. Menurut Nong, Ahok masih memiliki tiga buah buku yang menunggu jadwal terbit.
“Karena sehari dia target berapa lembar menulis,” ujar Nong, Rabu (16/1).
Nong sering menjadi perantara pendukung Ahok yang ingin berkunjung. Sepanjang dua tahun terakhir, Nong tujuh kali mengunjungi Ahok bersama bermacam-macam rombongan, dari komunitas ibu-ibu hingga ulama yang mendukung Ahok.
“Terakhir ngomong, ‘Gua udah berapa ribu lembar nih’,” kata Nong menirukan perkataan Ahok.
Bidal klasik ‘a blessing in disguise’ dialami Ahok betul-betul.
Demo anti Ahok pada September 2014. (Foto: AFP/ADEK BERRY)
zoom-in-whitePerbesar
Demo anti Ahok pada September 2014. (Foto: AFP/ADEK BERRY)
As my soul heals the shame I will grow through this pain Lord I’m doing all I can To be a better man
- A Better Man, Robbie Williams
Di penjara, Ahok juga menggeluti satu wilayah yang selama ini amat jauh dari dunianya: bernyanyi. Ia membikin sebuah band bersama tahanan lain dan beberapa polisi di Mako. Ahok yang tak lincah memainkan alat musik menjadi vokalis.
Band tersebut, yang dengan kesadaran penuh menempatkan Ahok sebagai bintang utamanya, dinamai BTP: Band Teman Penjara. BTP juga inisial nama lengkap Ahok—Basuki Tjahaja Purnama. Dalam surat terakhirnya, Kamis (17/1), Ahok berharap ia ke depannya dapat dipanggil “BTP”, dan “bukan Ahok”.
Nong Darol hadir dalam salah satu sesi nge-band Ahok pada pertengahan November 2018. “Dia itu latihan vokal dan bagus banget,” ujar Nong. Selama tiga jam, Ahok menyanyikan 10 lagu bersama band dadakannya itu. “Saya beruntung lihat latihannya.”
Selain Nong Darol, Djarot juga sempat menyaksikan penampilan Ahok saat latihan ngeband bersama rekan tahanan Mako Brimob lainnya. “Kaget saya dia nyanyi juga. Pernah ikut latihan sekali sama dia. Lagunya macam-macam, ada Indonesia ada lagu Barat. Ya baguslah,” ujar Djarot.
Beberapa lagu menjadi andalan Ahok dalam latihan bandnya. Tembang My Way Frank Sinatra, Stand by Me milik Ben Earl King, hingga Karena Cinta yang dipopulerkan Joy Tobing pernah ia nyanyikan.
“Minggu kemarin (13/1), saya kan ngobrol sama dia sampai malam. Sambil kita nyanyi-nyanyi, lagu yang ada baitnya ‘... to be a better man’,” kata Jojo menceritakan pilihan tembang Ahok yang tak jauh dari hits 80-90an. Lagu yang ia maksudkan adalah Better Man karya Robbie Williams.
Bambang Waluyo Djojohadikusumo atau Djojo Wahab (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Waluyo Djojohadikusumo atau Djojo Wahab (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
Jojo, yang juga berkali-kali menyaksikan penampilan Ahok di Mako, menawarkan pandangan tanpa filter tentang kualitas tarik suara sahabatnya. “Ya udah bisa nyanyi sekarang, walaupun suaranya ancur banget,” katanya disusul tawa yang berderai-derai. “Masih sama, ancur banget.”
Walau begitu, bukan tidak mungkin keisengan Ahok nge-band di Mako Brimob akan berlanjut begitu ia keluar penjara. Pelajaran bernyanyi Ahok tak hanya dilakukan secara autodidak. Beberapa pelatih vokal dan penyanyi terkenal macam Bertha dan Joy Tobing sempat datang ke Mako dan turut memberi masukan buat perkembangan kualitas suara Ahok.
“Jadi 2 September 2018, aku bersama teman-teman musisi diundang teman-teman Ahoker buat membesuk beliau. Kenapa tidak? Aku dateng sama Mbak Bertha waktu itu,” kisah Joy Tobing kepada kumparan di Cengkareng, Jumat (18/1).
Joy paham penuh, Ahok dengan pilihan lagu-lagunya yang khas, menggunakan musik sebagai sumber energinya bertahan.
“Itu cara dia menghibur diri. Dengan nyanyi itu dia bisa survive, lebih kuat dari sebelumnya. Dia sharing bagaimana proses (hukum) dia jalani. Kami sebagai musisi memberi masukan di dunia nyanyi,” ujar artis yang kini mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari Partai Demokrat itu.
Malahan, kegemaran Ahok bernyanyi di lapas itu kemungkinan besar akan berlanjut ke sebuah talk show yang rencananya akan tayang di Metro TV. Rencananya, Ahok akan menjadi host sekaligus penyanyi di acara non-live mingguan berjudul BTP Show.
“Oh, serius itu. Nanti pada saatnya, mungkin habis pemilu, biar nggak gaduh,” ujar Djarot di kawasan Menteng, selumbari. “Malah, selain akan mengeluarkan buku lagi, dia juga akan rekaman,” imbuh Djarot soal kawannya itu.
Don Bosco Selamun, Pemimpin Redaksi Metro TV, mengakui rencana produksi talk show bersama Ahok tengah dibicarakan. “Kami lagi diskusi tentang itu. Kami baru mungkin bicara setelah beliau bebas,” kata Don Bosco kepada kumparan, Jumat (18/1).
Sudah barang tentu prospek menjadi host talk show bukanlah satu-satunya rute pasca-penjara yang disiapkan Ahok. Di bidang politik, bergabungnya ia ke PDIP disebut berbagai sumber tinggal tunggu waktu.
“Dia (Ahok) mengatakan bahwa Ibu Mega itu seperti ‘mama saya sendiri’,” ujar Djarot soal alasan Ahok masuk ke PDIP.
Masalahnya, perdebatan mengenai dampak bergabungnya Ahok ke PDIP terhadap Pilpres April 2019 masih berlanjut. Ahok mafhum atas posisinya. Ia terlanjur dicap penista agama. Bergabungnya ia secara resmi ke PDIP sebelum Pilpres hanya akan menjadi target empuk oposisi untuk melakukan framing Jokowi-Ma’ruf pro-penista agama.
Dua hal lain akan jadi fokus utama Ahok dalam waktu dekat. Pertama, ia akan kembali berkecimpung ke dunia bisnis yang beberapa tahun belakangan tak sempat ia kerjakan. Ahok disebut Jojo akan langsung bekerja sebagai petinggi sebuah perusahaan swasta selepas keluar dari penjara.
“Pak Ahok sudah diangkat menjadi CEO sebuah perusahaan besar—swasta, bukan BUMN,” ujar Jojo.
Owner-nya langsung yang nawarin, ‘Pak Ahok, mau nggak jadi CEO di perusahaan saya? Saya kasih fasilitas ini ini ini.' Kaget juga lihat fasilitasnya.” Salah satu fasilitasnya, menurut Jojo, adalah rumah di Jakarta Pusat yang akan ditempati Ahok sekeluar penjara nanti.
Djarot juga mengiyakan rencana Ahok untuk kembali terjun ke dunia bisnis. “Dia mau membantu orang banyak,” kata Djarot. Ia bercerita Ahok mendapatkan banyak tawaran pinjaman rumah sembari membangun tempat tinggal baru, namun membantah rumah di Jakarta Pusat merupakan fasilitas dari perusahaan tempat Ahok bekerja.
Ahok di Balik Bui (Foto: Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok di Balik Bui (Foto: Basith Subastian/kumparan)
Hal kedua yang menjadi agenda Ahok sekeluarnya dari penjara adalah rencana pernikahan dengan Bripda Puput Nastiti Devi. Djarot mengatakan, keterangan Prasetyo Edi Marsudi, kolega separtainya di PDIP, yang menyebut Ahok akan menikah pada 15 Februari 2019 nanti tidak benar.
“Kemarin Pras bilang saya mau dijadikan saksi. Kalau (Ahok) mau menikah iya, tapi kalau tanggal 15 itu nggak bener,” ujar Djarot.
Nurcahyono, Ketua RT di lingkungan tempat tinggal Bripda Puput, juga mendengar selentingan mengenai rencana pernikahan tersebut. Ia bahkan sempat dimintai tolong oleh ayah Bripda Puput untuk membantu menyiapkan syarat administrasi pernikahan.
“Tiga atau empat hari lalu, saya ngurus yang mau nikah di sebelah rumah Pak Teguh (ayah Bripda Puput). Saya mampir, dia bilang sama saya, ‘Pak RT, nanti saya kabarin kalau udah deket mau (nikahan Puput). Tolong dibantu bikin surat N1 dan N2-nya,’” ujar Nurcahyono menceritakan permintaan ayah Bripda Puput, Kamis (16/1).
N1 ialah surat keterangan nikah, dan N2 adalah surat keterangan asal-usul. Keduanya diperlukan sebagai syarat administrasi pernikahan.
Putra sulung Ahok, Nicholas, juga menyatakan hal yang sama. “Nggak tahu rencana pasti kapan (papa nikah). Setau saya Februari,” ujar Nicho di Bear Hounds Airsoft & Cafe, Pluit, Jakarta Utara, Rabu (16/1).
Nicho paham, bagi ayahnya yang menjadi sorotan di panggung politik Indonesia, perkara sepersonal pernikahan tak akan semudah dan sesederhana itu dilangsungkan.
“Karena sekarang mungkin lagi tegang Pilpres, jadi mungkin ditunda dulu,” ujar Nicho.
Bagi seorang Ahok, hidup memang bisa jadi lebih rumit di luar terali. Kini si mata badai telah kembali.