Kepala BNPT Minta Turki Lapor ke RI Sebelum Deportasi Kombatan ISIS

22 Mei 2018 21:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPT Suhardi Alius (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPT Suhardi Alius (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ratusan WNI mantan kombatan ISIS yang ada di Turki telah pulang ke Tanah Air. Kepala BNPT Suhardi Alius menegaskan seharusnya sebelum mereka tiba di Tanah Air, Pemerintah Turki sudah memberikan informasi kepada Pemerintah Indonesia khususnya BNPT.
ADVERTISEMENT
Jangan sampai ketika kombatan ISIS sudah tiba di Indonesia baru BNPT diinformasikan. Hal itu disampaikan Suhardi Alius di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/5).
"Itulah yang saya katakanlah. Saya berangkat ke Suriah, ke Turki itu, saya minta tolong diinformasi lebih awal supaya tahu saya. Kan enggak dikasih tahu, tahu-tahu belakangan sudah masuk ke Indonesia kan videonya sudah banyak nih. Baru deh. Susah nyarinya," kata Suhardi Alius.
"Kalau diinformasikan awalkan bisa kita persiapkan. Sekarang kan ini saat mereka datang kita kasih deradikalisasi satu bulan," lanjut dia.
Kepala BNPT Suhardi Alius (Foto: Puspa Perwitasari/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPT Suhardi Alius (Foto: Puspa Perwitasari/Antara)
Suhardi lalu memberi contoh salah satu WNI mantan kombatan yang berasal dari Sulawesi dan sudah kembali ke Indonesia. Namun WNI itu ingin tinggal di Pulau Jawa saja.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya kontak Mendagri agar dimonitor di mana mereka tinggal, bergaul dengan siapa, jangan sampai lepas karena saya enggak yakin hanya satu bulan ini radikal," ucap Suhardi Alius.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, jumlah WNI yang sudah berangkat ke Suriah tercatat lebih dari 1.100 orang. Sebanyak 500 di antaranya masih di Suriah, 103 meninggal dunia di Suriah, dan sisanya sekitar 500 telah dideportasi ke Indonesia.
Sebab, ratusan mantan kombatan ISIS itu berpotensi melakukan aksi teror di Indonesia. Hal itu serupa dengan teror bom bunuh diri di gereja di Surabaya, yang pelakunya baru pulang dari Suriah.