Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kerusuhan Antaragama Pecah, Sri Lanka Berlakukan Status Darurat
7 Maret 2018 15:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Kondisi Sri Lanka usai diterapkan jam malam di area Kandy semakin mencekam. Negara ini terpaksa menerapkan status darurat.
ADVERTISEMENT
Diterapkannya status darurat merupakan buntut dari kericuhan antar agama yang terjadi di wilayah Kandy.

Pada Rabu ini, kericuhan kembali pecah di pinggiran Kandy, Menikhinna. Kerusuhan tersebut bermula dari unjuk rasa yang dilakukan penduduk setempat.
Demo yang berujung terjadinya aksi kekerasan itu dibubarkan oleh aparat keamanan dengan menembakkan gas airmata.
Dalam kerusuhan terbaru itu, tiga orang polisi luka-luka. Sebanyak tujuh orang yang diduga sebagai otak aksi kekerasan telah ditangkap Kepolisian Sri Lanka.
Selain karena memicu kerusuhan, penangkapan dilakukan karena orang-orang tersebut melanggar aturan jam malam.

"Mereka mencoba menciptakan masalah baru," sebut juru bicara Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekera, seperti dikutip dari AFP, Rabu (7/3).
Kerusuhan antaragama yang selama sepekan ini berlangsung di Sri Lanka menyebabkan 150 rumah dibakar. Sementara itu, korban jiwa yang jatuh sebanyak dua orang.

Kericuhan kian parah usai seorang warga Muslim ditemukan tewas terbakar. Demi meredakan kondisi, Pemerintah Sri Lanka menyampaikan permohonan maaf terbuka bagi umat Muslim yang jumlahnya 10 persen dari total 21 juta penduduk negara itu.
ADVERTISEMENT
Kerusuhan di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha ini bermula dari pembakaran tempat ibadah dan sejumlah toko milik umat Muslim. Aksi kekerasan dipicu oleh dugaan koki Muslim menaruh alat kontrasepsi di makanan dagangannya.