Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah di Balik Hati Ayam Bertulis Huruf dan Angka yang Heboh di Kupang
13 Februari 2019 14:07 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Jemaat Gereja Sonaf Neka Huilelot di Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dihebohkan dengan adanya tulisan angka dan huruf di hati ayam yang baru disembelih. Peristiwa itu terjadi pada Senin (11/2).
ADVERTISEMENT
Ketua Majelis Rayon Enam Jemaat Gereja Sonaf Neka Huilelot, Nelcina Pong Baung, mengatakan, temuan hati ayam bertuliskan huruf dan angka itu baru kali pertama terjadi di daerahnya. Fenomena itu kemudian menyedot perhatian warga setempat.
"Ini baru kali pertama terjadi. Memang aneh, tapi ini nyata sehingga banyak sekali warga yang datang menonton," kata Nelcina, Rabu (13/2).
Nelcina mengisahkan awal penemuan hati ayam itu. Menurut dia, pada Senin kemarin, sejumlah jemaat Sonaf Neka sedang menggelar rapat tahunan majelis gereja. Sejumlah ibu-ibu yang menjadi panitia divisi konsumsi membeli dua ekor ayam dari seorang peternak di desa lain.
Kedua ayam itu disembelih. Saat sedang mencuci daging, salah seorang ibu-ibu jemaat gereja melihat ada hati ayam bertuliskan deretan angka dan huruf. Ada dua baris tulisan. Di barisan pertama tertulis kombinasi huruf dan angka 10D2E01. Sementara di baris kedua tertulis 2020.
ADVERTISEMENT
Nencina mengatakan awalnya dia mengira tulisan itu adalah cetakan dari sebuah koran yang dipakai untuk tatakan memotong ayam. Tapi anehnya, kata dia, ketika dicuci, tulisan itu bukan hilang, malahan semakin terbaca terang.
Melihat fenomena itu, Nencina kemudian melapor ke Klasis setempat. Klasis adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu tingkatan kemajelisan dalam Gereja Kristen Protestan.
Nencina tak mau pusing menelusuri keberadaan tulisan di hati ayam itu. Saat ini, hati ayam itu disimpan di lemari pendingin milik pendeta Viktor Paulus Boru.
Hati ayam itu, kata Nencina, akan dikubur setelah rapat Klasis. "Sebelum dikuburkan, semua pendeta dan jemaat akan menggelar doa bersama," ujar dia.