Kisah Pilu Tama, Bocah 10 Tahun yang Diamputasi karena Kesetrum

15 April 2018 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi instalasi listrik (Foto: Basri Marzuki/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi instalasi listrik (Foto: Basri Marzuki/ANTARA)
ADVERTISEMENT
Sungguh malang nasib Yoga Pratama, bocah 10 tahun asal Pandeglang, Banten. Sore hari, ketika tengah asyik bermain di sekitaran Masjid, ia tersetrum listrik hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Senin (2/8) lalu di Kampung Mandalawangi, Pandeglang. Akibat sengatan listrik tersebut, Tama, panggilan akrabnya, harus rela kehilangan tangan kirinya yang diamputasi.
Cerita Tama ini kemudian tersebar di media sosial. Ayah Tama, Fattoni Ilham, kepada kumparan (kumparan.com) bercerita peristiwa nahas yang menimpa anaknya.
"Iya betul itu anak saya, Yogi Pratama. Jadi kejadiannya sehabis salat ashar. Dia ikut shalawatan menunggu waktu maghrib. Habis shalawatan, dia lama nunggu waktunya kan. Main-main terus naik ke bagian atas masjid, di situ kesenggol kabel," kata Fattoni melalui sambungan telepon Minggu (15/4).
Setelah kejadian tersebut, menurut Fattoni, Tama langsung dilarikan ke puskesmas terdekat di Kampung Mandalawangi. Setelah itu dipindahkan ke Rumah Sakit Pandeglang.
ADVERTISEMENT
"Saya minta tolong segera tangani anak saya. Ternyata dokternya enggak ada. Saya lalu minta rujukan. Dibikinin ke Rumah Sakit Serang," tambah Fattoni.
Yoga Pratama (Foto: dok. Fattoni Ilham)
zoom-in-whitePerbesar
Yoga Pratama (Foto: dok. Fattoni Ilham)
Fattoni membenarkan bahwa tangan kiri Tama harus diamputasi karena menderita luka parah akibat setruman listrik. Tindakan tersebut diambil karena luka di tangan Tama sudah membusuk.
"Kata dokter kalau tidak diamputasi, bisa lebih parah lagi sakitnya. Kondisinya sudah parah banget, (luka) sudah membusuk," tutur Fattoni.
Hingga Minggu (15/4), Tama masih dirawat di RSUD dr. Drajat Prawiranegara, Kabupaten Serang, Banten.