Kronologi Penganiayaan Guru oleh Siswa di Madura yang Berujung Maut

2 Februari 2018 16:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru yang dianiaya murid (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Guru yang dianiaya murid (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Ahmad Budi yang merupakan guru kesenian SMAN 1 Torjun di Sampang, Madura, Jawa Timur, meninggal dunia pada Kamis (2/1) malam akibat dianiaya oleh siswanya, MH. Polisi telah mengamankan MH pada Jumat (2/2) dini hari.
ADVERTISEMENT
Penganiayaan itu terjadi saat jam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penyebabnya, karena MH tak terima dimarahi oleh gurunya itu. Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, berikut kronologi lengkap peristiwa tersebut:
Kamis (1/2) Pukul 13.00 WIB
Korban sedang mengajar mata pelajaran Seni Rupa di kelas XII untuk jam pelajaran terakahir, dengan materi seni lukis. Setiap siswa diberikan tugas untuk melukis, termasuk MH.
Namun MH tidak mendengarkan penugasan yang diberikan korban dengan serius. Dia justru mengganggu teman-temannya dengan mencoret-coret lukisan milik teman. Korban kemudian menegur MH.
Guru yang dianiaya murid (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Guru yang dianiaya murid (Foto: Istimewa)
Bukannya bersikap tertib dan meminta maaf, MH malah terus-terusan menjahili teman-temannya. Korban lalu mencoret pipi MH dengan cat lukis. "MH malah semakin berang dan tidak terima. MH memukul Budi kemudian dilerai oleh siswa dan para guru," ucap Frans berdasarkan keterangan saksi.
ADVERTISEMENT
Seusai dilerai, Budi sempat dibawa ke ruang guru untuk dimintai penjelasannya terkait kasus tersebut, sebelum dipersilakan pulang ke rumah. "Saat itu kepala sekolah tidak melihat ada luka di tubuh dan wajah Pak Budi (korban). Tidak ada yang janggal, kemudian (Budi) dipersilakan pulang duluan," papar Frans.
Ternyata beberapa saat setiba di rumah, korban mengeluh sakit pada lehernya. Hal itu lalu dikabarkan oleh pihak keluarga korban ke pihak sekolah. "Budi kesakitan dan tidak sadarkan diri, lalu langsung dirujuk ke RSUD Dr Soetomo, Surabaya," ucap Frans.
Kamis (2/1) pukul 21.40 WIB
Setelah melewati kondisi koma, korban mengembuskan napas terakhirnya di ruang ICU RSUD Dr Soetomo.
Berdasarkan keterangan dokter, kondisi korban sangat kritis karena lehernya patah dan didiagnosa mengalami MBA (Mati Batang Otak). Sehingga, semua organ dalam tubuhnya sudah tidak berfungsi.
ADVERTISEMENT
Korban merupakan guru honorer di sekolah itu. Ia adalah lulusan Universitas Negeri Malang jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV).
Jumat (2/1) pukul 24.00 WIB
MH diciduk polisi di rumahnya di Dusun Brekas, Desa Torjun Timur, Sampang, Madura.
Anggota polisi Polres Sampang juga koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Sampang Jufri Riady untuk proses pemeriksaan.