Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Lieus Sungkharisma atau Li Xue Xiung, nama tersebut kerap menghiasi aksi-aksi demonstrasi yang digelar oleh aktivis dan alumni 212.
ADVERTISEMENT
Meskipun Lieus merupakan warga keturunan Tionghoa dan beragama Buddha, ia selalu bersama-sama dengan umat Islam yang tergabung dalam 212 dan menggemakan takbir di setiap aksinya.
Lieus lahir di Cianjur, 59 tahun lalu. Dunia organisasi dan politik dimasukinya sedari muda. Pada tahun 1985 dia menjadi Ketum Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabuddhi). Di era reformasi dia menjabat Ketum Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI).
Pada tahun 2012, saat Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Lieus mengatasnamakan diri sebagai koordinator masyarakat peduli MRT Fatmawati, memprotes Jokowi yang meresmikan pembangunan MRT yang melintasi Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Lieus pun kerap mengkritisi kepemimpinan Jokowi-Ahok di Pemprov DKI Jakarta. Menurutnya, Ahok tak bisa menjalankan tugasnya sebagai wagub dengan baik.
ADVERTISEMENT
Menurut Lieus, sebelum jadi wakil gubernur, Basuki berjanji akan membangun MRT dengan konsep bawah tanah. Tapi, kenyataannya sebagian jalur MRT dibangun dengan konsep jalan layang.
Di Pilpres 2014, Lieus menjadi pendukung Jokowi. Alasan Lieus pada saat itu, Jokowi jadi gubernur DKI banyak tekanan dari mana-mana, sedangkan jika jadi presiden Jokowi tak akan mendapat tekanan dari siapa pun. Bahkan, di Pemilu 2014 lalu, ia sempat membuat lomba yang bertajuk 'Surat untuk Jokowi'.
Di Pilkada DKI tahun 2017 lalu, Lieus mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sylvina Murni sebagai cagub dan cawagub DKI.
Namun, AHY kalah di putaran pertama, ia pun kemudian merapat ke pasangan Anies-Sandi yang diusung PKS dan Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itulah, Lieus semakin loyal kepada Prabowo. Selain itu, Lieus juga ikut aktif dalam aksi 212 dan aksi-aksi lainnya yang digelar oleh para aktivis 212. Aksi Lieus lainnya yakni, saat ia marah-marah kepada petugas Lapas Cipinang karena tak bisa menjenguk koleganya sesama pendukung Prabowo-Sandi, Ahmad Dhani.
Di Pilpres 2019, Lieus dipercaya sebagai juru kampanye pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi.
Kini, nasib Lieus pun berada di tangan Polda Metro Jaya. Ia ditangkap oleh para penyidik karena dituduh dengan kasus makar pada Senin (20/5). Ia bersama politikus Eggi Sudjana dan Kivlan Zen dituduh melakukan makar karena terus menyuarakan people power serta menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 oleh KPU.
ADVERTISEMENT
Lieus bersama dua rekannya yang lain mengatakan, Pemilu 2019 kali ini penuh diwarnai kecurangan. Maka dari itu mereka mengajak masyarakat untuk turun ke jalan sebagai people power, menolak hasil pemilu.
Kasus yang menimpa Lieus di Polda Metro Jaya merupakan pelimpahan dari Bareskrim Mabes Polri. Laporan tersebut sama dengan yang menjerat Kivlan Zein. Keduanya dilaporkan pada 7 Mei 2019 oleh seorang warga bernama Jalaludin terkait dugaan makar.
Sebelumnya Lieus mangkir dari dua panggilan pemeriksaan di Bareskrim Polri. Panggilan pertama pada 14 Mei 2019. Sedangkan panggilan kedua dijadwalkan pada 17 Mei 2019.
"Enggak apa-apa sih buat saya, ini namanya perjuangan," kata Lieus dengan tangan diborgol, atas penangkapannya.
ADVERTISEMENT