Luhut Tanggapi Protes Australia soal Ba'asyir: Memang Dia Ngatur Kita?

21 Januari 2019 16:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Pandjaitan (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Pandjaitan (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Australia menjadi salah satu negara yang memprotes rencana pembebasan Abu Bakar Ba'asyir. Kecaman tak hanya diungkapkan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, tetapi juga media-media internasional lainnya.
ADVERTISEMENT
Menkomaritim Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi protes dari Australia dan menegaskan pembebasan Ba'asyir dilakukan murni karena faktor kemanusiaan. Ia juga menyebut Australia tak bisa mengatur keputusan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.
"Memang dia yang ngatur kita?" ucap Luhut di Gedung Kementerian Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin (21/1).
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir di Lapas Gunung Sindur. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir di Lapas Gunung Sindur. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
Selain karena kemanusiaan, pembebasan Abu Bakar Ba'asyir dari LP Gunung Sindur dilakukan karena dia telah berumur 81 tahun dan kesehatannya yang semakin menurun.
"Ya saya kira itu kan masalah kemanusiaan. Kalau dulu kan Pak Abu Bakar kita pindahkan dari Nusa Kambangan ke Jakarta juga itu kan soal kemanusiaan juga. Karena sudah tua jadi kita pindahkan kemari," kata Luhut.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Foto: AFP/ALEJANDRO PAGNI )
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Foto: AFP/ALEJANDRO PAGNI )
PM Morrison keberatan atas rencana pembebasan Abu Bakar Ba'asyir sebagai terpidana terorisme. Sikap Australia dalam beberapa tahun terakhir tetap tidak berubah terhadap Ba'asyir. Morrison juga mengaku telah menghubungi pemerintah Indonesia dan menyatakan sikap penentangannya.
ADVERTISEMENT
"Posisi Australia tentang masalah ini tidak berubah, kami selalu menyatakan keberatan yang paling dalam," kata Morrison kepada wartawan di Melbourne, Australia, pada Sabtu (19/1), dilansir Reuters.
Pada awal Maret 2018, pemerintahan Australia juga memprotes pemberian grasi atau tahanan rumah kepada Ba'asyir. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop saat itu mengeluarkan pernyataan tegasnya karena ada 88 WN Australia yang tewas dalam tragedi Bom Bali tahun 2002. Ba'asyir disebutnya sebagai otak peristiwa yang menewaskan total 202 orang.