news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mahasiswa ITB Raih Medali Emas dalam Kompetisi Matematika di Bulgaria

30 Juli 2018 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa Indonesia Raih Medali Emas di Kompetisi Matematika Internasional. (Foto: ITB)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Indonesia Raih Medali Emas di Kompetisi Matematika Internasional. (Foto: ITB)
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Mahasiswa ITB berhasil meraih medali emas dalam ajang International Mathematic Competition (IMC) 2018 di Kota Blagoevrad, Bulgaria.
ADVERTISEMENT
Bimo Adityarahman Wiraputra, mahasiswa Prodik Teknik Informatika STEI-ITB itu berhasil membawa pulang medali emas setelah bersaing dengan 351 peserta lain dari berbagai negara di dunia, termasuk 9 delegasi lain dari Indonesia.
Bimo mengaku tak menyangka bisa meraih medali emas dalam kompetisi yang berlangsung sejak 22-28 Juli itu. Ia mengaku bangga dan bersyukur dapat membawa nama harum almamater di dunia internasional.
"Pastinya senang dan bersyukur bisa meraih juara. Ini suatu kebanggaan tersendiri," kata Bimo seperti dikutip dari keterangan tertulis ITB, Senin (30/7).
Bimo mengungkapkan tidak ada persiapan khusus yang dilakukannya untuk mengikuti kompetisi ini. Hanya saja, ia bersama rekan-rekan dan pembimbingnya sering mengerjakan soal bersama.
Demikian pula saat berada di rumah, ia kerap membaca buku-buku dan topik yang sekiranya bakal diujikan dalam tes. Soal-soal yang diujikan selama IMC, kata Bimo, memang lebih sulit dibandingkan olimpiade.
ADVERTISEMENT
"Selama ikut lomba, ada beberapa soal yang diujikan, mulai dari tingkatan mudah, sedang, dan sulit. Semuanya bisa dilewati dengan baik," tuturnya.
Mahasiswa Indonesia Raih Medali Emas di Kompetisi Matematika Internasional. (Foto: ITB)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Indonesia Raih Medali Emas di Kompetisi Matematika Internasional. (Foto: ITB)
Setelah meraih medali emas, Bimo mengatakan akan lebih fokus mendalami dunia informatika yang sesuai dengan program studinya saat ini. Pengalaman ikut IMC ia sebut akan menjadi bekal baginya untuk belajar lebih giat lagi.
"Tentunya banyak pengalaman berharga telah didapat dari sana," ungkapnya.
Sementara dosen muda Kelompok Keahlian Aljabar, Prodi Matematika FMIIPA-ITB yang juga pembimbing Bimo, Afif Humam, M.Si mengatakan, prestasi tersebut merupakan kedua kalinya setelah sebelumnya pada 2015 mahasiswa ITB Muhammad Al-Kahfi juga mendapatkan first prize di ajang yang sama.
"Cukup bahagia sekali akhirnya kita bisa dapat first prize lagi. Untuk tahun lalu kita dapat second prize dan third prize, jadi tahun ini kita malah berhasil meloloskan 4 orang itu sebuah prestasi juga dari kontingen tim Indonesia," tuturnya melalui sambungan telepon.
ADVERTISEMENT
Afif mengungkapkan, selain Bimo ada 3 mahasiswa ITB lainnya dari Prodi Matematika yang mengikuti IMC 2018. Mereka adalah Hopein Cristofen Tang yang meraih Third Prize, Laurence Petrus Wijaya meraih Honorable Mention, dan Mochammad Zulfikar Aditya juga meraih Honorable Mention.
Afif menyebut, selama proses bimbingan, Bimo dan kawan-kawan lebih banyak belajar soal-soal sendiri. Sebab mereka sudah diberikan bimbingan maksimal ketika ON MIPA beberapa bulan lalu yang waktunya tak begitu jauh dengan IMC 2018.
"Pembekalan yang saya lakukan lebih banyak di persiapan Olimpiade MIPA kemarin. Saya jelaskan dari ON MIPA tingkatan levelnya berbeda. Saya berikan contoh-contoh soal, selebihnya mereka belajar sendiri kemarin beberapa orang saya pinjamkan berkas atau buku buku untuk dipelajari," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, ITB bisa dibilang punya kelebihan ketika ikut kompetisi seperti ON MIPA atau IMC lantaran soal-soal yang ada di ujian mata kuliah sudah hampir setingkat dengan ON MIPA.
Institut Teknologi Bandung (ITB). (Foto: Facebook @institutteknologibandung)
zoom-in-whitePerbesar
Institut Teknologi Bandung (ITB). (Foto: Facebook @institutteknologibandung)
"Jadi memang secara pelatihan sebagai pembina di sini tidak begitu banyak ngasih materi. Karena sudah ada materi kuliah sendiri, kami hanya membantu memberikan latihan untuk mereka kerjakan sendiri, jadi lebih dominan ini hasil belajar mereka sendiri," jelasnya.
Ia berharap ke depannya banyak mahasiswa ITB lainnya yang ikut kompetisi, dan mengharumkan nama ITB dan Indonesia. Syarat untuk bisa ke level tersebut, kuncinya hanya perlu giat dan tekun belajar. "Kalau rutin, dan tekun untuk belajar Insya Allah bisa untuk ikut berkompetisi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Mereka yang mengikuti IMC 2018 sebelumnya telah melalui seleksi terlebih dahulu. Peserta seleksi merupakan 20 mahasiswa jebolan Olimpiade Nasional MIPA pada Mei 2018 lalu yang mendapatkan medali dan honorable mention. Perwakilan ITB paling banyak ikut seleksi dengan 6 mahasiswa. Selanjutnya ke-20 peserta itu disaring sampai mengerucut menjadi 9 orang yang berhak ikut IMC.