Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Gerakan Indonesia Raya
Dinaungi Garuda
Diselimuti Sangsaka
Kobarkan terus semangatmu
Majulah Gerindra!
ADVERTISEMENT
Dendang refrein mars Partai Gerindra mengalun dari mulut Yohanes Paganda Halasan Harahap. Jemarinya lincah meloncati fret gitar memainkan akor musik pengiring lagu itu. Sekelompok anak muda meriung di sekelilingnya sambil menunggu giliran menenggak tuak Medan di tengah meja.
Beberapa di antara mereka ikut bersuara mengikuti lirik lagu itu. Yohanes, yang kerap disapa Agan Harahap, menganggap lagu mars Partai Gerindra yang barusan ia nyanyikan, paling baik dibanding mars parpol lain. “Mars Gerindra keren loh,” ucapnya sambil menyesap tuak di sebuah kafe di Jalan Tirtodipuran, Yogyakarta.
“Secara notasi dan kata-katanya, gagah. Mengingatkan gue sama mars-mars Uni Soviet era Perang Dunia Kedua.”
Jumat malam, 26 Oktober 2018, tiga liter tuak Medan yang dikemas dalam dua botol air mineral, tandas digilir.
Agan tidak sedang berkampanye melalui lagu mars itu. Toh, kumpulan anak muda itu tak menyanyikan lagu mars seperti gelar acara parpol, yang berdiri tegak sambil bernyanyi dengan khidmat. Agan hanya mengenakan celana pendek, duduk jegang dengan kaki menumpu gitar.
ADVERTISEMENT
Hampir seluruh lagu mars parpol ia nyanyikan, tetapi mars milik Partai Gerindra adalah yang paling terasa enak di telinganya. Ketika ditanya ulang, akor apa saja yang ia mainkan untuk menyanyikan mars Gerindra, ia sudah tak ingat.
“Mana ingat gua. Pas sudah asyik main mah main aja. Hahaha…” tawa Agan.
Agan memang bukan musisi profesional. Jarinya hanya memainkan gitar secara amatir. Ia lebih dikenal sebagai ahli digital imaging setelah karyanya berkali-kali mencuri perhatian publik. Salah satunya saat ia merekayasa foto Presiden Jokowi menjadi anak punk.
Komposer Gita Bahana Nusantara, Singgih Sanjaya, mengatakan lagu mars dibuat untuk membangkitkan semangat. Kekuatan mars ada di ketukan 2/4 yang membuat pendengarnya tergugah.
“Mars itu sejarahnya musik untuk mengiringi baris-berbaris. Efek psikologis yang ditimbulkan adalah patritotik dan semangat. Dahulu memang dipakai pasukan mau berangkat perang, untuk parade. Memang begitu sifatnya,” ucap Singgih, Kamis (8/11).
ADVERTISEMENT
Anggota Badan Komunikasi Gerindra, Andre Rosiade, mengaku ‘rasa’ Prabowo Subianto memang sangat dominan dalam lagu mars partainya. Sebagai kader, ia tetap bangga dengan rasa militer ala Prabowo ini. Mars seperti itu, menurutnya, dapat menjaga nasionalisme.
Mars merupakan ‘tirakat’ wajib yang dinyanyikan kader dalam acara Partai Gerindra. “Itu SOP kegiatan partai,” kata Andre kepada kumparan, Senin (5/11).
“Dulu sih gue berpikir lucu aja, kayak tentara. Tapi ternyata di perjalanan waktu, kami memang butuh menjaga semangat nasionalisme, militansi, kebersamaan. Itu penting gitu loh,” kata Andre.
Rata-rata partai nasionalis memiliki rasa sama soal mars parpol. Mereka mengandalkan tokoh menonjol dalam partainya. Mars PDIP misalnya, menurut Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional DPP PDIP Garda Maharsi, terasa betul sikap Sukarno dalam lirik lagu partainya.
ADVERTISEMENT
Atas kasih dan kehendak Yang Maha Pencipta
Kita telah sepakat bersatu
Bersatu dalam satu rampak barisan
Menentang kemiskinan
Garda mengatakan, semangat marhaenisme yang digagas Sukarno terlihat pada bait itu. Ideologi inilah yang ia yakini langsung menginjeksi kader seperti dirinya.
“Perasaan jadi tergugah, tersetrum. Aku pribadi merasakan Bung Karno itu hadir. Ajaran-ajarannya meledak di dalam tubuh,” kata Garda.
Dominasi tokoh juga terasa dalam mars Perindo. Mars partai pimpinan Hary Tanoesoedibjo ini diciptakan oleh sang istri, Liliana Tanaya Tanoesoedibjo, baik lirik maupun musiknya. Tentu saja selera suaminya pun ada dalam lagu itu.
ADVERTISEMENT
Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, Mars Perindo sengaja dibuat dengan lirik sederhana. Tujuannya agar enak didengar, mudah dihafal, dan cepat dikenal masyarakat. Maklum, Perindo masih baru sehingga perlu lagu penggaet masa.
“Gampang menghafalnya, dan terus terang kami sangat senang dengan mars ini ketika ditayangkan media (MNC Group milik Hary Tanoe),” kata dia.
Tapi tak semua parpol menemukan kedekatan dengan tokohnya. PKS justru beroleh lagu mars melalui sayembara. Penggubah mars PKS, Muji Raharjo, menceritakan lagu mars partainya bermula tahun 2001. Kala itu ia diminta salah seorang rekan, Kudar Slamet, untuk membuat lagu pengiring puisi.
Muji menyanggupi permintaan itu dengan modal satu unit keyboard. Ia hanya perlu satu jam untuk mengaransemen musik yang pas.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, saya bikin itu seinget saya minta petunjuk dari Allah,” kata Muji ketika berbincang dengan kumparan, Selasa (6/10).
Begitu selesai, lagu tak langsung menjadi mars PKS. Muji bukan seorang pembesar partai. Ia hanya simpatisan dan menyodorkan lagu gubahannya dalam sayembara mars PKS. Hasilnya, lagunya dinilai pas bagi partai berhaluan religius itu.
Wajah partai Islam cukup jelas terdengar dari lirik mars PKS, terutama di bagian refnya. Coba saja tengok:
Kibarkan tinggi, Panji Allah
Bangun Indonesia penuh berkah
Kibarkan tinggi, Panji Allah
Bangun Indonesia penuh berkah
Gubahan karya Muji disenangi pengurus DPP PKS. Ia kemudian mendapat penghargaan saat Milad PKS tahun 2007 di Jakarta. Muji terharu ketika kader PKS amat bergairah menyanyikan mars itu.
Berbeda dengan PKS, PKB justru memilih menanggalkan kesan basis religiusnya dalam mars parpolnya. Ketua Umum PKB kala itu, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, meminta Alfred Simanjuntak untuk membuat mars PKB. Alfred, yang juga mencipta lagu nasional ‘Bangun Pemudi-Pemuda’, tak mencantumkan secuil pun lirik dan musik kasidahan Nahdlatul Ulama di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Menurut politikus PKB Luluk Nur Hamidah, tak masalah jika identitas ke-NU-an tak tercermin dalam mars partainya. Toh, kata dia, kader-kader partai yang kini diketuai Muhaimin Iskandar masih tetap menyanyikan mars dengan riang gembira.
“Jadi tidak ada satupun nilai-nilai yang menjadi keyakinan dari PKB dan Nahdlatul Ulama yang tidak terefleksikan dalam mars dan himne kita,” kata Luluk, Kamis (8/11).
Bagaimanapun proses terciptanya, mars parpol masih terasa kurang pas di telinga para maestro musik. Komposer Addie MS menganggap penggarapan musik mars parpol masih ala kadarnya, sebab hanya mengandalkan organ tunggal.
Walau sebagian lagu sudah memenuhi syarat sebagai mars, kemegahan lagu bisa hilang saat didengar. Tentu saja, karena suara organ tunggal tak dapat menandingi kemegahan orkestra besar.
ADVERTISEMENT
“Nggak bisa bohonglah. Dalam satu ansambel, orkestra besar, terdiri dari 50-70 orang, itu ada 70 nyawa, 70 instrumen yang berbeda, bersinergi dalam sebuah komposisi lagu. Harusnya serius ya membuat mars,” ujar Addie saat ditemui di kediamannya, Cinere, Depok.
Budayawan Eros Djarot sependapat dengan Addie. Ketidakseriusan partai dalam membuat mars, menurut dia, menunjukkan level pengetahuan kebudayaan yang masih payah. Eros merasa, partai seharusnya punya cita rasa budaya yang tinggi.
Baginya, bagus-tidaknya mars parpol sangat tergantung ketua umum dan tokoh utamanya. Jika mereka tak memiliki cita rasa musik, maka mars hanya jadi nyanyian bersama.
“Celakanya kan gini, biasanya partai itu ditentukan oleh ketua umumnya. Biasanya di Indonesia ya, kalau ketua umumnya seleranya jelek, ya pasti himnenya jelek,” kritik Eros.
Tentunya mars ala kadarnya bakal diterima secara ala kadarnya oleh kader. Tina Toon, caleg PDIP untuk DPRD DKI Jakarta, mengaku tak hafal dengan lirik mars partainya. Tetapi kalau sekadar dendang, ia hafal nadanya.
ADVERTISEMENT
Ketika ditemui di kawasan Rasuna Said, Tina masih harus membaca teks melalui ponsel ketika menyanyikan mars PDIP. Menurutnya, jika bernyanyi bersama, sudah barang tentu suaranya lantang karena saling mengingatkan dengan kader lain.
Meski tak hafal mars partai, Tina Toon menjamin tak lupa visi partainya.
Hafalan ala kadarnya juga terjadi pada Angel Lelga, kader Perindo. Yang jelas, kata dia, visi Perindo lekat di kepala.
Hafalan Angel Lelga dan Tina Toon memang tak sedahsyat Agan Harahap yang bukan orang partai. Ia sanggup menyanyikan lantang lagu mars apa pun, dengan tuak di tangan.
Satu-dua bait mungkin lupa, tetapi dendangnya tetap lancar, dan kembali mulus di bait berikutnya.
Mau coba menyanyi mars parpol seperti Agan?
ADVERTISEMENT
------------------------
Simak selengkapnya Liputan Khusus kumparan: Siapa Peduli Mars Parpol?