Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Jemaah haji khusus asal Indonesia sudah mulai berdatangan ke kota suci Madinah, Arab Saudi. Berbeda dengan jemaah haji reguler, mereka memiliki beberapa keistimewaan, salah satunya tinggal di hotel bintang 5. Namun tentu saja, kenyamanan itu tidak murah harganya.
ADVERTISEMENT
kumparan bersama tim Media Center Haji berkesempatan mendampingi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dalam inspeksi ke hotel-hotel jemaah haji khusus. Menurut Ali Machzumi, Kepala Seksi Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) di PPIH Madinah, jemaah haji khusus telah meneken kontrak layanan yang akan mereka terima.
Jika layanan yang diterima tidak sesuai kontrak, perusahaan travel penyelenggara haji khusus bisa kena sanksi dari denda hingga pencabutan izin. Di antara standar minimal pelayanan jemaah haji khusus adalah satu kamar diisi maksimal 4 orang, hotel tidak lebih 500 meter dari Masjidil Haram, hingga makan tiga kali sehari di hotel.
"Penerbangan maksimal 1 kali transit, katering kita syaratkan full board, layanan kesehatan dengan dokter, setiap 90 jemaah satu dokter" kata Ali, Senin (23/7)
Di Madinah, ada beberapa hotel bintang lima yang jadi tempat tinggal jemaah haji khusus. Di antaranya Frontel, Movenpicks, Hilton, dan Dallah Taibah. kumparan berkesempatan mengunjungi Dallah Taibah dalam inspeksi tersebut.
ADVERTISEMENT
Hotel bintang lima peraih banyak penghargaan bergengsi ini terletak hanya 100 meter dari gerbang Masjid Nabawi. Lobinya mewah, dengan resepsionis serta bell boy yang siaga 24 jam.
Pemeriksaan pertama adalah soal tenaga kesehatan. Perusahaan penyelenggara ibadah haji khusus, Arminareka, yang menyewa hotel itu memboyong tiga dokter, salah satunya dokter kandungan, untuk merawat jemaah.
Ketiga dokter ini standby di lantai 1 hotel untuk memeriksa jemaah haji khusus. Mereka membawa sendiri peralatan medis dan obat-obatan yang telah didaftarkan di Saudi.
Inspeksi berikutnya adalah kamar. Tidak boleh ada satu kamar diisi lima orang untuk jemaah haji khusus. Dalam hal ini, tim inspeksi tidak menemukan pelanggaran. Kamar maksimal isi empat, dan masih punya ruang yang cukup untuk meletakkan barang-barang.
Ada juga kamar diisi dua orang, suami-istri. Kamarnya memang kecil dengan dua bed yang dijadikan satu, tapi privasi lebih terjaga karena tidak campur dengan jemaah lain. Untuk kamar seperti ini, jemaah haji khusus harus merogoh kocek dalam-dalam.
ADVERTISEMENT
"Rate normalnya USD 10.500, tapi karena ingin sekamar berdua istri, tambah USD 1.000, jadi USD 11.500," kata Muhammad Arifin, jemaah haji khusus asal Pemalang, Jawa Tengah. Total, Arifin mengeluarkan uang USD 23.000 atau lebih dari Rp 320 juta untuk perjalanan haji bersama istrinya.
Ali mengatakan, berdasarkan regulasinya ongkos minimal untuk haji khusus adalah USD 8.000, sekitar Rp 110 juta. "Masa tunggunya 4 sampai 6 tahun," kata Ali.
Makanan untuk jemaah haji khusus adalah prasmanan yang diatur sesuai kelasnya. Berbeda dengan jemaah reguler yang mendapatkan makanan katering. Di Dallah Taibah, makanan yang disajikan lengkap dan berlimpah, dari makanan utama hingga pencuci mulut.
Jemaah haji khusus mendapatkan makan 3 kali sehari di hotel sehingga mereka tidak perlu lagi repot membeli makan.
Kuota haji khusus tahun ini adalah 17.000 jemaah, namun menurut Ali, kuota itu hanya terpenuhi sebanyak 16.960. Mereka akan berada di tanah suci selama 27 hari, yaitu proses Arbain di Madinah selama 8 hari, sisanya haji di Makkah.