Membaca Peruntungan Tahun Babi Tanah

8 Februari 2019 11:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Lipsus kumparan: Peruntungan Tahun Babi Tanah. Foto: Herun Ricky/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lipsus kumparan: Peruntungan Tahun Babi Tanah. Foto: Herun Ricky/kumparan

Jangan terlena dengan peruntungan, karena Babi Tanah penuh godaan di tiap kesempatan.

ADVERTISEMENT
Batang dupa masih menyala dalam ruang Ching Te Yen di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Taman Sari, Jakarta Barat. Jelang tengah malam, Senin (4/2), tangan Gunawan Djajaputra mengocok gelas berisi puluhan bilah bambu di depan altar patung Dewi Kwan Im.
ADVERTISEMENT
Bilah bambu yang muntah dari gelas itu diyakini keluar atas restu sang dewi. Sebuah angka tertera dalam tiap bilah bambu menunjukkan ramalan peruntungan di Tahun Babi Tanah.
Gunawan adalah Kepala Yayasan Vihara Dharma Bhakti, ia baru selesai menggelar tradisi membaca nasib saat Imlek yang disebut ciam si. Ada dua angka yang dipungutnya di lantai vihara--angka dua dan tujuh--malam itu. Keduanya pantas membuat orang berjalan tegak menjalani Tahun Babi Tanah.
Kedua angka itu dijelaskan dalam lembar kertas berwarna merah jambu. Petunjuk nomor dua berbunyi: Awan terpencar sinar rembulan kian terang pun muncul. Tak perlu menanyakan masa depan semua perjodohan telah ditetapkan oleh Tuhan. Semua masalah menjadi sukses.
ADVERTISEMENT
Sementara petunjuk nomor tujuh: Kekayaan dan lahir menjadi kekayaan dari lahir menjadi milikmu, rumah tangga Anda pasti terang, kepergian ini pasti tiada kerugian ibarat suami istri seumur hidup sangat harmonis.
“Kalau menurut saya, selama saya di sini, inilah (tahun) yang paling bagus,” akunya ketika ditemui kumparan pada Selasa lalu (5/2).
Perayaan Imlek 2570 di Vihara Dharma Bhakti. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Pengambilan sia poe pun malam itu berjalan lancar. Angka yang keluar tak sama sehingga hanya dilakukan sekali saja. Jika siao poe tidak berlainan maka harus dilempar ulang maksimal tiga kali.
Menerawang peruntungan tak hanya melulu soal angka sia poe. Makna tahun babi tanah untuk kondisi politik dan ekonomi Indonesia juga diyakini cukup baik. Soal politik misalnya, karakter babi tanah cocok untuk melambangkan menurunnya tensi panas pilpres 2019, kedua capres sebenarnya berteman.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk masalah ekonomi dan bisnis, kondisi Indonesia akan berjalan lebih baik dengan tidak buru-buru. Hal itu ia analogikan seperti sifat babi yang santai dalam berjalan.
“Babi itu santai. Justru yang cepat itu capek kaya anjing ngos-ngosan,” imbuhnya.
Ramalan peruntungan di Vihara Dharma Bhakti ini diyakini mujarab. Terbukti dari usianya yang sudah langgeng, tiga abad. Vihara ini pertama kali dibangun pada tahun 1650 oleh seorang Letnan Tionghoa—Go Xun-Guan—dan diberi nama Kwan Im Teng, makanya Dewi Kwan Im dianggap sebagai tuan rumah.
Seiring berjalannya waktu, Vihara tertua di Jakarta ini mengalami beberapa pergantian nama mulai dari Guan Yin Ting, Jin De Yuan/Kim Tek Le, dan kini menjadi Vihara Dharma Bhakti.
Jemaat etnis Tionghoa sedang beribadah di Vihara Dharma Bhakti. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Saat perayaan Imlek pada Selasa lalu (5/2), banyak jemaat datang. Puluhan jemaat mengepalkan dua telapak tangan di depan dada dan membakar hio di depan altar persembahan Dewi Kwan Im.
ADVERTISEMENT
Ritual ini dalam tradisi China dikenal dengan sebutan pai atau soja yang berarti bentuk penghormatan kepada sang dewi.
Sementara di ruangan lain, jemaat membakar hio dan berdoa di depan patung dewa yang mereka tuju. Biasanya dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek banyak masyarakat yang beribadah di depan patung Dewa Han Tan Kong (Zhao Gong Ming) yang dikenal sebagai dewa rezeki.
Setelah beribadah mereka membakar kertas berwarna kuning bergambar tiga dewa (Khui Jin Hu) di sebuah tong raksasa. Tiga dewa ini adalah perlambangan Dewa Hoki, Fu Luk Sau.
Pembakaran khui jin hu ini diharapkan bisa membawa rezeki yang melimpah, selalu dinaungi keberuntungan, dan dijauhkan dari segala bahaya. Selain itu membakar kertas juga diyakini sebagai pengiriman uang kepada keluarga yang sudah meninggal untuk bekal di akhirat.
ADVERTISEMENT
Acara buang sial juga dilakukan beberapa jemaat. Mereka melepaskan burung sebagai lambang penyucian dari dosa selama satu tahun.
“Artinya secara kasar itu membuang sial. Enggak harus burung, bisa ikan atau makhluk hidup lainnya,” terang Gunawan.
Perayaan Imlek 2570 di Vihara Dharma Bhakti. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Perayaan Imlek 2570 adalah berakhirnya tahun anjing tanah dan memasuki tahun babi tanah. Shio babi merupakan satu dari 12 shio yang ada dalam penanggalan Tionghoa.
Dalam mitos sejarahnya, Kaisar Giok—Dewa Langit—yang saat itu sedang berulang tahun mengundang para hewan untuk datang ke rumahnya. Dia mengirim kabar bahwa hewan tercepat yang mencapai gerbang surga akan diberi imbalan yaitu penggunaan nama mereka dalam siklus penanggalan China.
Atas dasar itulah hewan-hewan saling berlomba untuk memenangkan hati Kaisar. Mereka berlomba menjadi yang tercepat. Dalam perlombaan tersebut tantangan terberat adalah harus menyebrangi aliran sungai yang deras untuk mencapai garis finis di bibir pantai.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi Kaisar Giok heran karena baru ada 11 hewan yang menyampai garis finis. Ia bertanya siapa yang belum datang ke rumahnya.
Di saat Kaisar Giok akan menutup perlombaan, di balik cakrawala lamat-lamat terdengar suara ‘oink’ dari kejauhan. Babi berjalan terhuyung-huyung ke garis finis. Kaisar Giok bertanya kepada babi bagaimana mungkin hewan sepertinya begitu jauh tertinggal.
Babi mendengus ketika ia mulai menjawab pertanyaan Kaisar Giok. “Maaf, Kaisar Giok Yang Mulia, aku lapar dan tidak bisa menahan diri untuk tidak makan. Setelah makan aku mengantuk dan tertidur di perlombaan,” jawabnya.
Mendengar itu Kaisar Giok tersenyum dan menyatakan perlombaan telah berakhir dan mengesahkan babi di posisi ke-12. Sesaat setelah pengumuman itu babi ambruk ke samping dan kembali tertidur.
Hoki di Tahun Babi Tanah Foto: Bagus Permadi/kumparan
Ramalan peruntungan yang baik di tahun babi tanah juga diungkap oleh Suhu Ong. Tahun ini jauh lebih baik dari tahun anjing tanah dan dikenal dengan tahun yang penuh kedamaian serta niat baik. Babi tanah merupakan shio terakhir dalam penanggalan Tionghoa dimaknai sebagai penutup suatu siklus yang telah lama dilewati.
ADVERTISEMENT
“Tahun babi adalah tahun yang berlimpah ruah. Babi bisa sangat bermurah dalam mengumbar hadiah, begitu pula dengan kasih sayang, dia bangga kalau bisa bertindak seperti seorang sinterklas,” bunyi penjelasan Suhu Ong melalui video singkatnya kepada kumparan, Rabu (6/2).
Namun ia mengingatkan masyarakat tak terlena dengan keuntungan. Pasalnya babi cenderung terlalu memanjakan diri jika ada kesempatan.
Adapun shio yang beruntung di tahun babi tanah adalah shio kelinci, kambing, babi, dan tikus. Keberuntungan itu terkait dengan kecocokan hubungan antar shio dan elemen, tanah.
Sementara itu shio yang kurang beruntung adalah shio ular, monyet, macan, dan kerbau. Pemilik shio itu diprediksi terkendala apalagi yang memiliki elemen api dan air. Sementara shio yang peruntungannya datar ialah shio naga, kuda, ayam, dan anjing.
Pemasok pernak-pernik Imlek Aling memperlihatkan Angpau Emas yang dijualnya di Pontianak, Kalbar. Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Namun tak semua ahli penanggalan Cina memberikan ramalan peruntungan baik. Pakar feng shui Jenie Kumala Dewi menyebutkan di tahun babi tanah semuanya akan berjalan dengan lambat seperti seekor babi yang sedang berjalan.
ADVERTISEMENT
Roda perekonomian akan berjalan lamban dan perlu kesabaran, keuletan, konsisten, dan tekun. Orangpun perlu bertindak bijak dalam berbisnis dan memberikan pengawasan yang ketat.
“Tentunya bagi negara Indonesia yang terlahir bershio Ayam Kayu—17 Agustus 1945—harus lebih realistis dan jangan terlalu tinggi harapan. Orientasi yang menginginkan hal yang keren dan sangat hebat belum tentu bisa didapat, apalagi dalam waktu tahun babi yang bergerak lambat,” kata Jenie kepada kumparan di The Hermitage, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (31/1).
Dosen Sastra China Universitas Indonesia Albert Roring mengatakan, meski sifat babi tanah lamban, tetapi elemen tanah dapat dimaknai sebagai sumber kehidupan melimpah bagi manusia.
“Lambat mungkin berkaitan dengan ekonomi, jadi harus ada inovasi. Tapi di sisi lain tanah ini kan bagus, (jadi) orang enggak kekurangan di situ,” kata Albert kepada kumparan, Kamis (7/2).
ADVERTISEMENT
Perhitungan peruntungan mana yang paling jitu, paling baik marilah jalani segala yang disajikan kehidupan dengan semangat.