Menristek dan Kapolda Jamin Universitas di Bali Bebas Paham Radikal

29 September 2018 21:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Bali, Irjen Petrus Reinhard Golose. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan2018)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Bali, Irjen Petrus Reinhard Golose. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan2018)
ADVERTISEMENT
Kapolda Bali Irjen Petus Reinhard Golose menjamin seluruh universitas yang ada di Bali bebas dari paham radikal. Sebab, hingga saat ini ia belum menerima ataupun menemukan adanya indikasi radikalisme di kampus yang ada di Bali.
ADVERTISEMENT
"Saya dari aparat keamanan bersyukur bahwa mahasiswa di Bali sampai saat ini tidak ada indikasi yang kami temukan tumbuh radikal. Sampai sekarang saya tidak melihat mahasiswa di Bali berhubungan dengan jaringan teroris," kata Golose di Lapangan Niti Puputan Mandala, Denpasar, Bali, Sabtu (29/9).
Golose menegaskan, sesuai dengan empat konsensus dasar yakni Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, jika pihaknya menemukan adanya indikasi radikalisme, akan langsung ditindak tegas.
"Bali ini adalah island full of tolerance. Ini semua merupakan hasil kerja keras daripada Mendikbud dan juga Menristek dan juga jajaran rektor sehingga tidak ada radikalisme di sini," lanjut dia.
Menristek Resmikan RS Udayana di Badung, Bali, Sabtu (29/9/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menristek Resmikan RS Udayana di Badung, Bali, Sabtu (29/9/2018). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
Sementara Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengegaskan sesuai dengan UU yang ada, tidak boleh ada paham radikal di Indonesia. Jika ditemukan adanya civitas kampus yang terlibat atau memiliki hubungan dengan jaringan terlarang, Nasir mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian.
ADVERTISEMENT
"Jika ditemukan, katakanlah dosen, kami ingatkan dan beri pilihan, berhenti jadi dosen, atau tetap jadi dosen? Kalau dosen, gabung dengan kami dan tinggalkan. Tapi kalau keluar, silakan saja itu hak, kami akan langsung serahkan ke pihak kepolisian," tegas Nasir.
Lebih lanjut, Nasir mengatakan paham radikalisme ini harus dibersihkan sedini mungkin. Sebab, pemerintah telah menargetkan Indonesia bisa segera bersaing dengan negara lainnya di dunia.
"Kita sekarang menghadapi era industri 4.0 masalah radikal ini harus selesai sejak awal, jangan sampai terjadi konflik. Maka dari itu kita harus tingkatkan kualitas dan juga kebersamaan," tutur Nasir.