Muhammadiyah Hadiri Sidang Isbat: Insyaallah Hasilnya Kemenag Sama

5 Mei 2019 17:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana jelang sidang isbat di auditorium Kemenag. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jelang sidang isbat di auditorium Kemenag. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
ADVERTISEMENT
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan awal puasa Ramadhan 6 Mei dan lebaran 5 Juni. Meski begitu, Muhammadiyah tetap menghadiri sidang isbat (penetapan awal puasa atau 1 Ramadhan 2019/ 1440 H).
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, Ma’rifat Iman, mengatakan, hasil sidang isbat yang diselenggarakan Kemenag kemungkinan akan sama dengan hasil Muhammadiyah. Meski metode yang digunakan Muhammadiyah berbeda dengan Kemenag.
“Muhammadiyah menetapkan itu karena sistemnya hisab, jadi kita sudah menghitung sejak dulu kala. Beda dengan rukyat,” kata Iman di Kemenag, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (5/5).
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, Ma’rifat Iman di Kemenag. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
Hisab adalah metode penghitungan astronomis untuk menetapkan awal bulan yang dipakai Muhammadiyah. Sementara metode yang dipakai Kemenag adalah ru'yatul hilal (melihat hilal/awal bulan) secara manual menggunakan teropong di banyak daerah di Indonesia. Hasil penglihatan itulah yang dilaporkan di sidang sore ini.
Iman mengungkapkan, dari hasil pemantauan Muhammadiyah, posisi hilal (awal bulan) sudah berada di 2 derajat sehingga dapat diputuskan bahwa Senin (6/5) besok sebagai awal Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Apabila Kemenag dan Muhammadiyah berbeda setelah rapat, Iman menilai sebagai hal yang wajar.
“Paling saya mengimbau ke masyarakat luas bahwa kalau terjadi perbedaan itu, itu merupakan keniscayaan. Hargai itu. Termasuk juga ke pemerintah, pemerintah harus mengayomi,” ujar penulis buku 'Kalender Pemersatu Dunia Islam' itu.
Hingga saat ini sidang isbat masih berlangsung di auditorium Kemenag. Sidang dipimpin langsung Menag Lukman Hakim dan diikuti sejumlah ormas Islam.