news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ngabalin ke Busyro soal Isu Taliban di KPK: Jangan Memanaskan Situasi

16 September 2019 8:03 WIB
Ali Mochtar Ngabalin. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ali Mochtar Ngabalin. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Pernyataan mantan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas yang menyebut ada peran Istana dalam menciptakan isu penyidik Taliban yang radikal di internal KPK menuai reaksi dari sejumlah kalangan.
ADVERTISEMENT
Termasuk dari kalangan Istana yang menganggap pernyataan Busyro hanya malah membuat suasana menjadi panas. Apalagi, dengan adanya gejolak di internal KPK saat ini. Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin, mempertanyakan sikap Busyro tersebut.
"Kenapa seperti hari ini di saat orang bicara konsentrasi mengenai sikap pimpinan dan komisioner KPK yang menyerahkan kembali mandat ke presiden kemudian muncul cerita ini. Apa urusannya? Apa kepentingannya? Apa maksudnya di balik ini semua?" kata Ngabalin kepada wartawan, Senin (16/9).
"Sebagai mantan ketua KPK beliau harus bisa tetap berperilaku sebagai seorang negarawan, jangan menceritakan masalah-masalah yang bisa memanas-manasi situasi. Tidak Bagus," lanjutnya.
Busyro Muqoddas. Foto: Antara/Fanny Octavianus
Tak tinggal diam, Ngabalin menantang Busyro untuk bisa membuktikan tudingan tersebut agar bisa menunjukkan siapa pihak istana yang membuat isu penyidik taliban di KPK.
ADVERTISEMENT
"Harus jelas tunjukkan kepada saya orang istana siapa yang dia maksud. Kalau tidak segera dibuktikan itu nanti bisa jadi fitnah. Memang Pak Busyro tahu kalau ada taliban di KPK? Pak Busyro tahu ada watak-watak radikal di KPK? Penyidik dan lain-lain. Kenapa baru sekarang dia ngomong," jelasnya.
Politikus Golkar ini lantas menegaskan tudingan Busyro itu terkesan menebar kebencian terhadap pihak Istana.
"Kenapa ada seorang Busyro Muqoddas menggunakan diksi yang sangat terkesan sinis benci? Apa maksudnya? Saya tidak mengenal seorang Busyro Muqoddas seperti itu," pungkasnya.
Busyro Muqoddas melambaikan tangan usai rapat. Foto: Antara/Rosa Panggabean
Busyro Muqoddas menyebut ada dua istilah penyidik di KPK, yakni penyidik Taliban dan penyidik India. Menurutnya, istilah ini sudah ada di KPK sejak lama. Bahkan, sebelum ia menjadi pimpinan lembaga antirasuah tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, Busyro menjelaskan, istilah Taliban bukan merujuk pada gerakan radikalisme dan agama tertentu.
Menurutnya, penyidik Taliban merupakan penyidik gila kerja dan berintegritas di KPK yang memiliki latar agama yang beragam.
“Ini ada Kristian (agamanya) Kristen, ini ada Kadek (agamanya) Hindu, ini ada Novel cs (agamanya) Islam. Jadi mereka biasa-biasa saja. Jadi Taliban itu enggak ada istilahnya dalam konteks radikal,” ujar Busyro saat ditemui di Kantor PW Muhammadiyah Jatim, Surabaya, Minggu (15/9).
Ilustrasi KPK. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Namun, Busyro menduga isu adanya penyidik Taliban yang radikal di KPK dihembuskan dari Istana. Tudingan ini kemudian dikembangkan oleh Pansel KPK.
“Hanya ini dipolitisir dan politisasi itu ada indikasi dari Istana, orang Istana,” terang dia.