PAL Jaya DKI: Air Hasil Pengolahan Limba Tinja Bukan untuk Diminum

27 Mei 2018 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IPLT Jakarta Barat (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
IPLT Jakarta Barat (Foto: Moh Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI saat ini tengah mengembangkan inovasi untuk mengelola limbah tinja menjadi air bersih. Dirut PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya Subekti menegaskan, air bersih yang diproduksi itu bukan untuk diminum.
ADVERTISEMENT
"Ini banyak yang salah kaprah. Bukan air minum, tapi air bersih, bisa untuk cuci mobil, siram tanaman, dan sebagainya. Kalau air minum kan harus ada pengujian terlebih dahulu," ucap Subekti, saat dihubungi kumparan, Minggu (27/5).
Subekti menjelaskan, saat Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno meresmikan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) PAL-Andrich Tech System itu, banyak warga yang justru fokus kepada pemanfaatan air hasil pengolahan itu untuk diminum.
"Padahal tidak. Ini kan tugas kami mengelola lumpur agar setelah dibuang kembali dia ramah lingkungan. Tidak seperti yang sebelumnya," tuturnya.
Dia menjelaskan, sebelumnya, Pemprov DKI memang sudah mengolah limbah tinja itu secara konvensional, namun waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 7 hari. Sedangkan dengan alat yang baru, hanya dibutuhkan waktu setengah jam saja.
Sandiaga Uno di IPLT Jakarta Barat (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno di IPLT Jakarta Barat (Foto: Moh Fajri/kumparan)
"Sistemnya konvensional, jadi prosesnya lama. Dampaknya cost-nya tinggi. Kami cari inovasi, ada sistem yang kemarin dicoba di perminyakan nasional. Biaya lebih bisa ditekan. Waktunya juga efisien," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Subekti melanjutkan, alat pengolahan limbah yang dimanfaatkan Pemprov DKI itu merupakan hasil karya dua ilmuwan PT MJH Lestari Internasional, Andri Oba dan Chairunnas.
"Jadi kita memang kerja sama dengan mereka. Ini mereka juga masih mengembangkan lagi, agar teknologinya semakin canggih," lanjutnya.
Peresmian PAL-Andrich Tech System itu dilaksanakan pada Rabu (23/5) yang lalu, di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Sandi menargetkan, dalam tiga tahun ke depan, ia menargetkan Jakarta akan memasang 200 alat pengolahan limbah tersebut.