Panti Down Syndrome di Bantul, Penuhi Kebutuhan dari Kemandirian

30 April 2018 13:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panti Down Syndrome  (Foto: Lolita Valda Claudia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Panti Down Syndrome (Foto: Lolita Valda Claudia/kumparan)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Panti Bina Siwi hanya mengandalkan sumbangan dari pemerintah, masyarakat, dan hasil penjualan produk-produk kerajinan tangan yang dibuat oleh anak-anak panti.
Sugiman, seorang relawan sekaligus pendamping di Panti Down Syndrome Bina Siwi mengaku bantuan yang diberikan pemerintah jumlahnya tak mencapai Rp2,5 juta per tahun.
"Dari pemerintah ada, namun jumlahnya terbatas dan stimulan. Setahun sekali," kata Sugiman saat ditemui kumparan (kumparan.com) pada Kamis (20/4).
Padahal, untuk memenuhi kebutuhan 38 anak panti biaya yang dikeluarkan lebih dari Rp2,5 juta dalam setiap bulannya.
Panti Bin Siwi (Foto: Retno Wulandhari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Panti Bin Siwi (Foto: Retno Wulandhari/kumparan)
Terlebih mengasuh anak-anak dengan karakteristik yang berbeda-beda seperti penyandang down syndrome, tunanetra, tunawicara, hingga autis, tentu dibutuhkan dana yang tidak sedikit.
Saat ditanyai soal pengajuan dana kepada pemerintah setempat, Sugiman mengaku dirinya sudah pernah mengajukan dana proposal kegiatan ke pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
"Ya, kita pernah mengajukan dana ke pemerintah. Pemerintah hanya memberikan sesuai dana yang ada untuk dialokasikan sesuai dengan kegiatan di masing-masing daerah," lanjut pria berusia 60 tahun itu.
"Kami juga tahu bahwa pemerintah banyak yang harus diampu. Sehingga kita tidak berani untuk mengejar dana (lebih besar), seperti itu," tambahnya.
Namun begitu, Sugiman dan teman-teman relawan lainnya tetap bersyukur dan memaksimalkan dana yang diberikan oleh pemerintah.
"Kita terima apa yang kita terima, kita bersyukur. Bahwa dari pemerintah ada kontribusi walaupun secara keseluruhan kita menangani kegiatan-kegiatan itu sendiri," kata Sugiman.
Sugiman berharap pemerintah lebih memperhatikan anak-anak disabilitas. Terlebih lokasi panti yang berada di pinggiran kota Yogyakarta membuat Panti Bina Siwi semakin tak tersentuh perhatian pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan pemerintah yang memiliki peran di situ membuat aturan yang jelas sehingga kita-kita yang ada di balai ini ditengok. Kadang kala kita yang letaknya di daerah terpencil seperti ini tidak bisa tersentuh oleh mereka yang memiliki kewenangan aturan," ujar Sugiman.