Para Teroris yang Ditahan di Mako Brimob

9 Mei 2018 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi teroris (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teroris (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kerusuhan napi terorisme terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Insiden yang dimulai sejak pukul 22.30 WIB itu diduga dipicu soal makanan dan keinginan para napi terorisme bertemu dengan pimpinan Jemaah Anshorut Daulah (JAD), Aman Abdurrahman.
ADVERTISEMENT
Mako Brimob Kelapa Dua menjadi tempat ditahannya para pelaku terorisme di Indonesia. Selain Aman Abdurrahman, berikut teroris lain yang juga diamankan di Mako Brimob.
1. Aman Abdurrahman
Aman Abdurrahman ditangkap tanggal 12 Agustus dan ditahan di Mako Brimob tanggal 18 Agustus 2017. Ia merupakan terdakwa bom Thamrin yang terjadi pada 14 Januari 2016 lalu. Ia memerintahkan empat orang untuk meledakkan bom di sana karena banyak warga negara asing (WNA) di sana.
Menurut Peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia, Solahudin, kemunculan Aman sebagai jihadis diduga sejak 2002.
"Dia sebelumnya dikenal dengan ustaz Salafi. Pernah jadi imam masjid dan dai di Masjid Asofah Lenteng Agung," kata Solahudin saat bersaksi di PN Jaksel, Jakarta, Selasa (17/4).
ADVERTISEMENT
Namun, saat dikonfirmasi ke kuasa hukum Aman, Asludin Hatjani, pada saat kerusuhan kliennya tidak berada di lokasi kejadian. Aman ditahan di blok yang berbeda dengan para narapidana terorisme lainnya.
Pelaku terorisme Aman Abdurrahman. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku terorisme Aman Abdurrahman. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
2. Delapan teroris di wilayah Sumatera Selatan
Pada Desember 2017 Densus 88 menahan 12 terduga teroris dengan delapan orang yang ditetapkan jadi tersangka. Kedelapan orang itu ialah Abdul Kadir alias Yazid, Suwarto alias Abu Hasan, Sugianto alias Abu Faris, Zulkarnain alias Zengki, Jafar Saputra alias Fajar. Lalu Budiman, Slamet Widodo, dan Solihin sebagai pimpinan teroris ini.
Solihin dari kelompok Jamaah Ansharut Daulay itu mendirikan kamp pelatihan teroris di Jalan SP 1, Trans Barito, Desa Lubai Persada, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumsel. Solihin lari ke Sumsel setelah kamp pelatihan terorisnya yang berada di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, digerebek polisi.
ADVERTISEMENT
Densus 88 Antiteror (Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
zoom-in-whitePerbesar
Densus 88 Antiteror (Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
3. Lima teroris di Mapolresta Solo
Pada Agustus 2016 lima teroris yang tergabung dalam jaringan Nur Rohman --pelaku serangan bom bunuh diri di halaman Mapolresta Solo-- ditahan. Mereka berlima berinisial GRD (31), TS (46), ES (35), TR (21), dan HGY (20) ditangkap di Batam.
Insiden bom bunuh diri di Mapolresta Solo terjadi pada 5 Juli 2016 sekitar pukul 07.30 WIB. Awal mulanya pelaku mengaku ingin masuk ke kantin Mapolresta, namun kemudian meledakkan diri di halaman Polres.
4. Empat teroris bom Kampung Melayu
Pada 31 Mei 2018 tiga tersangka di kasus bom Kampung Melayu yang berinisial Ahmad Sukri (AS), WS, dan JS, ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat. Selain itu, Densus 88 juga mengamankan seorang pria berinisial R alias B asal Rembang, Jawa Tengah. R ditangkap pada tanggal 27 Mei di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
R ditangkap karena sempat berkomunikasi dengan Ahmad Sukri, salah satu pelaku bom Kampung Melayu. "R alias B sempat pada tanggal 23 Mei melakukan kontak dengan AS secara langsung karena akan menyerahkan sesuatu kepada AS," jelas Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setya Wasisto.
Saat penangkapan, Densus 88 juga ikut mengamankan sejumlah barang bukti, yakni 2 unit ponsel, uang Rp 1,8 juta, dompet berisi KTP, kartu ATM dan BPKB sepeda motor.
Pengamanan di lokasi ledakan bom Kampung Melayu (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengamanan di lokasi ledakan bom Kampung Melayu (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
5. Tiga teroris di kawasan puncak
Tim Densus 88 Anti Teror menangkap tiga orang terduga teroris di kawasan Puncak, Bogor. Ketiganya diketahui hendak merencakan penyerangan ke tiga markas polisi di Bogor saat bulan Ramadan nanti.
Dari ketiga pelaku, polisi menyita sejumlah alat dan bahan untuk merakit bom. Di antaranya cairan Aseton dan hidrogen peroksida (H2O2), air raksa, lampu LED, botol plastik, sejumlah kabel, sebuah solder, satu set obeng, sebuah panci, dan satu unit tablet android.
ADVERTISEMENT
"Mereka diketahui tengah merakit bom dengan daya ledak tinggi (High Explosive) yaitu bom TATP (Triaceton triperoxide)," ucap Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.