Paus Pertimbangkan Temui Kim Jong-un di Korea Utara

19 Oktober 2018 14:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus dan Kim Jong-un. (Foto: AFP/Ben Stansall dan Reuters/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus dan Kim Jong-un. (Foto: AFP/Ben Stansall dan Reuters/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus menerima undangan untuk bertemu Kim Jong-un di Korea Utara. Undangan itu disampaikan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan kantor juru bicara pemerintahan Korsel, saat Moon bertemu Paus, pemimpin umat Katolik itu mempertimbangkan untuk memenuhi undangan ke Korut.
"Jadi undangan itu disampaikan secara verbal oleh Presiden Korsel Moon Jae-in saat ia berkunjung ke Vatikan," sebut keterangan kantor juru bicara Pemerintah Korsel seperti dikutip dari CNN, Jumat (19/10).
Saat Paus Fransiskus berada di Irlandia (26/08/2018) (Foto: AFP/Ben Stansall)
zoom-in-whitePerbesar
Saat Paus Fransiskus berada di Irlandia (26/08/2018) (Foto: AFP/Ben Stansall)
Sampai saat ini pihak Vatikan masih bungkam soal apakah Paus akan melawat ke Korut atau tidak.
Sepanjang sejarah belum pernah ada Paus yang melawat ke Korut. Negara ini dikenal mengekang keras kebebasan beragama bagi warganya.
Kelompok HAM yang bermarkas di AS Open Doors menyebut, ada sebanyak 50 ribu pemeluk Nasrani yang dipenjara di Korut. Ratusan ribu orang itu dimasukkan ke kamp kerja paksa.
Kim Jong-un (Foto: Kevin Lim/The Straits Times via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong-un (Foto: Kevin Lim/The Straits Times via Reuters)
Sementara itu, data resmi Pemerintah Korut menyebut ada 3.000 umat Katolik di negaranya, kebanyakan adalah warga asing.
ADVERTISEMENT
Gereja Katolik di Korut secara resmi bukan bagian dari gereja Katolik dunia yang terafiliasi dengan Vatikan. Mereka diatur oleh Asosiasi Gereja Katolik Korea (KCA) yang didirikan oleh rezim Korut pada Juni 1988.
Meski demikian, belakangan sikap Korut melunak. Mereka yang tadinya dikenal sangat tertutup mulai membuka diri bagi dunia luar.
Perubahan sikap dimulai saat Korut dijatuhi sanksi ekonomi oleh PBB. Usai sanksi dijatuhkan, Kim Jong-un melakukan pertemuan dengan Presiden Moon dan Presiden AS Donald Trump.
Seluruh pertemuan itu menghasilkan komitmen Korut untuk melucuti senjata nuklirnya.