Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Penjelasan GNPF soal Anies dan AHY Tak Direkomendasikan Ijtima Ulama
29 Juli 2018 14:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tak ada nama Gubernur DKI Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam rekomendasi tersebut. Ketua GNPF Yusuf Muhammad Martak menuturkan Anies tak dipilih karena pernyataan Anies yang seolah tetap ingin di Jakarta.
"Saya melihat Pak Anies itu nampaknya masih ingin bertanggungjawab sebagai gubernur, karena beliau memegang jabatan itu juga belum lama," ujar Yusuf di Hotel Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (29/7)
Yusuf juga menjelaskan, soal nama AHY yang juga tidak masuk dalam rekomendasi Ijtima Ulama . Menurut, para ulama di forum ijtima melihat Demokrat tak memaksakan AHY menjadi syarat mutlak bergabung koalisi.
"Saya mendengar sendiri dari satu dua partai yang akan berkoalisi dan akan bekerja sama dengan kami. Demokrat itu tidak mengajukan AHY. Jadi tidak menjadi satu syarat mutlak bahwa harus AHY," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Alasan lainnya, lanjut Yusuf, ijtima ulama hanya merekomendasikan sosok nasionalis-relijius. Sehingga posisi cawapres mesti diisi oleh sosok bertalar belakang ulama.
"Ijtima ini diadakan oleh ulama, arah daripada usulan untuk cawapres itu yaitu orang yang memang berbasis ulama," tegasnya.
Yusuf menerangkan sebetulnya ada 5 nama capres yang dikonsultasikan kepada Rizieq Syihab. Namun, Rizieq hanya merekomendasikan satu nama capres.
"Kalau saya tidak salah Habib Rizieq, Bapak Prabowo, Bapak Zulkifli Hasan, Bapak Yusril Ihza Mahendra dan ada Tuan Guru Bajang. Nah, tapi terakhir rekomendasi mengerucut pada satu nama," tutupnya.
Hasil Ijtima Ulama hari ini merekomendasikan dua pasangan capres-cawapres untuk Pilpres 2019, yakni Prabowo-Salim Segaf Al Jufri dan Prabowo-Ustaz Abdul Somad.
ADVERTISEMENT