Pesan Pilu Sopir Gantung Diri di Mampang: Berantas Pinjaman Online

11 Februari 2019 18:45 WIB
clock
Diperbarui 25 Maret 2019 23:50 WIB
Ilustrasi Bunuh Diri, Gantung Diri Foto: Basith Subastian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bunuh Diri, Gantung Diri Foto: Basith Subastian/kumparan
ADVERTISEMENT
Jerat setan pinjaman online memakan korban jiwa. Zulfadhli (35 tahun) ditemukan tewas gantung diri di kamar indekos temannya di Jalan Mampang VII, Tegal Parang, Jakarta Selatan, diduga karena terlilit utang online.
ADVERTISEMENT
Dugaan itu diketahui lantaran pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir taksi ini meninggalkan sepucuk surat sebelum bunuh diri. Di surat itulah diketahui peliknya masalah yang dialami Zulfadhli hingga akhirnya memilih mengakhiri hidup di seutas tali.
"Dari hasil cek TKP oleh anggota Polsek Mampang, ditemukan korban gantung diri dengan seutas tali di pintu kamar mandi indekos dan ditemukan sepucuk surat wasiat korban," ucap Kanit Reskrim Polsek Mampang, Iptu Anton Prihartono, Senin (11/2).
Di surat itu, Zulfadhli meminta maaf kepada anak dan istrinya. Dia lalu meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pihak berwajib memberantas pinjaman online yang dia sebut sebagai jebakan setan.
"Wahai para rentenir online, kita bertemu nanti di alam sana," tulis Zulfadhli.
ADVERTISEMENT
Berikut surat lengkap Zulfadli:
Tewasnya Zulfadhli diketahui saat rekannya kembali ke indekosnya pukul 09.00 WIB, Senin (11/2). Di kamar itu, Zulfadhli memang menumpang tidur sejak pukul 21.00 WIB karena mengaku tidak bisa tidur di mess kantor taksi.
ADVERTISEMENT
Saat pagi pintu kos diketuk berkali-kali tak ada jawaban, akhirnya didobrak dan didapati Zulfadhli tewas dalam keadaan gantung diri di pintu kamar mandi.
"Menurut kesaksian saksi korban datang dalam keadaan wajar dan sehat, tidak menunjukan perilaku aneh serta tidak menceritakan keluh kesah," ucap Iptu Anton.
Saat ini jenazah Zulfadhli sudah dibawa ke RS Fatmawati untuk keperluan autopsi.
Surat yang ditemukan di dekat jasad Zulfadhli. Foto: Dok. Istimewa
Kasus Pinjaman Online
Zulfadhli bukanlah 'korban' pertama jerat pinjaman online. Sebelumnya, ada kisah Larasati (nama samaran) yang nekat menenggak minyak tanah karena perkara serupa pada Agustus 2018. Baru separuh minyak tanah di mangkuk masuk tenggorokan, rasa panas sudah menjalar ke sekujur tubuh. Seketika kehilangan kesadaran.
Sang suami yang masuk ke kamar, mendapatinya sudah tak berdaya. Beruntung Laras sempat muntah sebelum dibawa ke rumah sakit. Muntahan itu ikut mengeluarkan cairan minyak tanah yang sebelumnya telah masuk ke perut.
ADVERTISEMENT
Larasati pun selamat. Ia mengaku tak pikir panjang. Ia hanya tahu, kalau mati bisa dapat uang untuk membayar utang. “Aku mati, lalu dapat duit salawatan.”
Laras kalut gara-gara utang sejumlah total Rp 20 juta yang dia pinjam di 10 aplikasi pinjaman online yang tak juga lunas. Setiap hari, para debt collector menghubunginya terus-menerus via WhatsApp atau telepon.
Laras merasakan penyesalan yang teramat sangat meski kondisinya berangsur pulih.
Semoga tak ada lagi kisah pilu seperti dialami Zulfadhli dan Laras.