Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
PKS soal Anggota Keluarga jadi Caleg: Ada Beberapa, Enggak Banyak
20 Juli 2018 17:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Politikus PKS , Fahri Hamzah, menyebut PKS saat ini telah ditinggalkan banyak kadernya akibat kebijakan elite PKS yang zalim. Hal itu membuat pengurus PKS kalap dengan memasukkan siapa saja untuk memenuhi kuota pencalegan. Termasuk suami, istri, hingga anak dari kader PKS.
ADVERTISEMENT
Menanggapi tudingan Fahri, Ketua DPP PKS Ledia Hanifa menuturkan bahwa ada beberapa keluarga yang ikut nyaleg, namun jumlahnya tak banyak.
"Ada beberapa (anggota keluarga), tapi enggak banyak menurut saya sih. Kalau kita lihat ada di berbagai tingkatan, mungkin ada adik kakak, apakah itu disebut keluarga?," ujar Ledia kepada kumparan, saat dihubungi, Jumat (20/7)
Ia menyebut ada sekitar 500 anak muda yang ikut nyaleg di PKS di semua tingkatan, mulai dari DPR, DPRD Provinsi, hingga DPRD Kabupaten/Kota.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita memang punya lebih dari 500 anak-anak muda yang ikut (nyaleg). Mereka (hidup) masing-masing kan, sudah mandiri, sudah berkeluarga, ternyata (nyaleg) di daerah lain karena berpisah dengan orang tuanya. Anaknya dicalegin tapi di daerah lain," jelasnya.
"Tapi bukan cuma di PKS saya rasa ya," sambungnya.
Ledia juga tidak menampik adanya daftar caleg di suatu daerah yang berasal dari satu keluarga. Namun Ledia mempunyai alasan. Hal itu, kata dia, disebabkan karena di daerah tertentu PKS kesulitan mencari kader.
"Pada daerah-daerah tertentu memang kita sulit untuk mencari kader itu ada memang (yang satu keluarga). Artinya kita juga melihat potensi yang bersangkutan, ini memang ternyata punya kapasitas itu dimajukan," pungkasnya.
Sebelumnya, Fahri menemukan banyak pengurus PKS yang memasukkan siapa saja untuk memenuhi kuota pencalegan. Termasuk suami, istri, hingga anak dari kader PKS. Ia menuding pengurus PKS saat ini sedang kalap karena memasukkan anggota keluarga hanya untuk memenuhi kuota pencalegan di setiap daerah pemilihan (dapil).
ADVERTISEMENT
"Istrinya, suaminya, dan sebagainya (anggota keluarga) itu dimasukin (daftar caleg) karena semuanya dianggap kader. Termasuk juga pencalonan, semua dimasukin," cetus Fahri di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/7).
Fahri sangat menyayangkan langkah pengurus PKS itu. Sebab citra PKS yang selama ini dikenal sebagai partai kader kini telah kehilangan karakteristiknya.
"Katanya partai kader, ternyata sudah enggak punya kader," tandasnya.