Polemik Ani Hasibuan, Dokter yang Soroti Kematian Petugas KPPS

17 Mei 2019 6:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ani Hasibuan (kanan) dokter yang mengkritisi kematian petugas KPPS. Foto: instagram @anihasibuan1974
zoom-in-whitePerbesar
Ani Hasibuan (kanan) dokter yang mengkritisi kematian petugas KPPS. Foto: instagram @anihasibuan1974
ADVERTISEMENT
Nama Ani Hasibuan menjadi perbincangan hangat dalam beberapa hari terakhir. Itu setelah ia menjadi pembicara di acara 'Catatan Demokrasi Kita' tvOne beberapa waktu lalu tentang dugaan meninggalnya ratusan petugas KPPS.
ADVERTISEMENT
Dalam acara itu, Ani Hasibuan mempertanyakan meninggalnya ratusan petugas KPPS sebagai bencana pembantaian atau pemilu.
"Saya sebagai dokter sudah merasa lucu ini bencana pembantaian atau pemilu gitu ya, kok banyak amat yang meninggal gitu ya? Orang pemilu itu kan happy happy, dapat pemimpin baru atau bagaimana kah. tapi nyatanya banyak yang meninggal," ungkap Ani Hasibuan dikutip dari acara 'Catatan Demokrasi Kita' tvOne.
Rupanya pernyataan Ani itu dimuat sebagai berita di situs tamshnews.com dengan judul 'Dr. Ani Hasibuan SpS : Pembantaian Pemilu, Gugurnya 573 KPPS'. Berita itu pula yang membuat seseorang bernama Carolus Andre Yulika melaporkannya ke Polda Metro Jaya pada Minggu (12/5).
Surat pemanggilan dr Ani Hasibuan oleh Polda Metro Jaya. Foto: Dok. Istimewa
Ani Hasibuan dilaporkan atas dugaan menyebarkan informasi yang menimbulkan kebencian dan menyiarkan hoaks yang membuat keonaran di masyarakat terkait meninggalnya petugas KPPS.
ADVERTISEMENT
Hingga pada Rabu (15/5), Polda Metro Jaya melayangkan surat pemanggilan kepada Ani Hasibuan untuk dimintai keterangan.
Rezim Represif
Pemanggilan itu pun dikomentari juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade. Andre mengaku heran karena semakin hari semakin banyak pendukung dan simpatisan Prabowo-Sandi yang dipanggil oleh pihak kepolisian. Padahal, mereka adalah bagian dari warga negara yang bebas berpendapat dan mengkritisi.
Jubir BPN Andre Rosiade. Foto: Rafyq Alkandy/kumparan
"Saya heran juga kenapa kok sampai emak-emak seperti Ibu Ani ini dipanggil diperiksa. Mereka kan ini hanya mengkritisi, mereka berpendapat, menyalurkan aspirasi tentang keberpihakan politiknya dan itu sah-sah saja. Ini negara demokrasi kok,” kata Andre, Kamis (16/5).
“Tapi memang masyarakat sudah tahu nuansa ketidakadilan di rezim ini semakin kuat terasa. Banyak laporan dari pihak pendukung 02 itu yang tidak diproses oleh kepolisian, sedangkan pihak 01 yang melaporkan para pendukung dan simpatisan 02 langsung diproses dan bahkan ditahan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Komentar Andre itu tak lepas karena Ani memang simpatisan Prabowo-Sandi. Hal itu terlihat di akun instagram Ani di mana terdapat banyak foto yang menampilkan atribut Prabowo-Sandi seperti kaus relawan.
Dalam beberapa foto selfie bersama suaminya, Ani juga berpose salam dua jari ala pendukung Prabowo-Sandi.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal (depan) dan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan). Foto: Mirsan Simamora/kumparan
Polri Bantah Sasar Pendukung Prabowo-Sandi
Pernyataan Andre yang menyebut banyak pendukung Prabowo yang dipanggil polisi itu pun dibantah Mabes Polri.
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol M Iqbal, menegaskan institusinya tidak pernah tebang pilih dalam penegakan hukum. Iqbal mengatakan, semua proses hukum berdasarkan aturan perundangan.
“Tolong hilangkan (dugaan represif), tidak ada sama sekali kepolisian melakukan upaya paksa kepolisian dengan prinsip tebang pilih. Kan ada pasti proses di dalam penyelidikan baru ke penetapan tersangka,” tegas Iqbal.
ADVERTISEMENT