Polisi Kesulitan Sinyal di Lokasi Penembakan 31 Pekerja Istaka Karya

4 Desember 2018 8:31 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pasukan gabungan TNI-Polri masih melakukan pengejaran dan pembebasan 15 orang pekerja PT Istaka Karya yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang mengatasnamakan Gerakan Separatis Papua Bersenjata (GSPB).
ADVERTISEMENT
Namun, polisi mengalami sejumlah kendala, salah satunya sulitnya sinyal di lokasi penembakan yang menewaskan 31 pekerja lainnya.
“Di lokasi adalah blank spot, area tidak ada signal jadi tidak bisa komunikasi,” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo kepada kumparan, Selasa (4/12).
Meski begitu, Dedi menyerahkan ke pemerintah pusat tepatnya Kementerian PUPR terkait pembangunan jembatan Habema-Mugi yang digarap PT Istaka Karya dan merupakan proyek Trans Papua.
“Mungkin (bisa ditanya) ke Kementerian PUPR,” ujar dia.
Sebelumnya, Polda Papua menyebut ada 31 pekerja lain yang disandera sejak Sabtu (1/11) lalu, yang kemudian ditembak mati oleh KKB.
Polda Papua berusaha membebaskan 15 pekerja yang disandera KKB.  (Foto: Dok Polda Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Polda Papua berusaha membebaskan 15 pekerja yang disandera KKB. (Foto: Dok Polda Papua)
“Sejauh ini kita mencatat sudah 31 orang meninggal,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal kepada kumparan, Senin (3/12).
ADVERTISEMENT
Polisi menduga penyebab KKB menembak 31 pekerja tersebut lantaran marah dengan salah satu pekerja proyek yang ketahuan memotret upacara HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Yigi, Nduga, Papua. Setelah menembak mati 31 pekerja, KKB kembali menyandera 15 pekerja lainnya.
Menurut keterangan dari Kapolda Papua Irjen Pol Martua Sormin, 2 grup tim gabungan TNI-Polri bersenjata lengkap sudah diterjunkan untuk mengejar KKB untuk membebaskan 15 pekerja yang masih disandera.