news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rahmat Baequni: Demi Allah, Saya Tidak Ingin Menjatuhkan Ridwan Kamil

10 Juni 2019 15:15 WIB
Ustaz Rahmat Baequni. Foto: Instagram/@ustadzrahmatbaequni
zoom-in-whitePerbesar
Ustaz Rahmat Baequni. Foto: Instagram/@ustadzrahmatbaequni
ADVERTISEMENT
Ustaz Rahmat Baequni mengkritik keras desain Masjid Al-Safar karya Ridwan Kamil yang dianggapnya mirip simbol iluminati atau Dajjal, yaitu segitiga dan mata satu. Rahmat membantah kritiknya ini hanya untuk menyerang pribadi gubernur Jawa Barat itu.
ADVERTISEMENT
"Tidak sama sekali, demi Allah. Sama sekali saya tidak pernah berniat menjatuhkan Ridwan Kamil. Tadi, telah saya sampaikan kepada beliau, kita akan terbuka. Dan saya tidak suuzon kepada siapa pun. Kalau saya memfitnah beliau keturunan Dajjal, itu fitnah. Coba di dalam ceramah, ada enggak kata-kata itu?" kata Rahmat.
"Saya hanya menyampaikan ada sistem pemerintahan yang sedang dibangun oleh mereka yang bisa jadi jebakan. Jebakan kepada siapa pun, kepada saya dan Pak Ridwan Kamil juga bisa," ujar Rahmat menjawab pertanyaan wartawan.
Pernyataan Rahmat disampaikan usai menjadi pembicara bersama Ridwan Kamil dalam diskusi terkait bentuk Masjid Al-Safar yang oleh Rahmat disebut mirip simbol Dajjal, yaitu mata satu (lingkaran). Diskusi bertempat di Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Bandung, Jawa Barat, Senin (10/6), dan dihadiri ribuan orang.
ADVERTISEMENT
Rahmat menambahkan, segala yang disampaikannya dalam dakwah bertujuan untuk mengingatkan soal ancaman Yahudi. Bahkan, sebut dia, sebentar lagi Yahudi akan segera mencapai yang diinginkannya di dunia ini.
"Apa pun yang saya sampaikan di seluruh Indonesia, Bapak-bapak lihat tujuannya, mengingatkan umat bahwa Yahudi tidak pernah berhenti memerangi kaum muslim sampai kita mengikuti mereka. Mereka tidak akan lama lagi berada dalam puncak dari apa yang mereka ingin capai di dunia ini," tutur Rahmat yang sering memberi ceramah bertema Dajjal dan huru-hara akhir zaman ini.
Rahmat juga mengaku memahami penjelasan yang disampaikan oleh Emil yang bertindak selaku arsitek dari Masjid Al-Safar. Dia mengatakan, Masjid Al-Safar hanyalah satu dari beberapa masjid yang disorotinya.
ADVERTISEMENT
"Bisa dilihat di ceramah saya di seluruh Indonesia. Di mana pun ketika membahas hal yang sama, saya tidak pernah membahas Masjid Al-Safar. Sebelum Al-Safar, ada masjid-masjid yang saya bahas," terang dia.
Lebih lanjut, Rahmat berharap para ulama di Indonesia bisa memberi perhatiannya terkait ideologi yang diterapkan melalui simbol-simbol yang digunakan di tempat ibadah. Sebab, jika dibiarkan akan membatalkan salat bahkan juga akidah.
Rahmat menambahkan, ideologi yang dianut oleh umat Yahudi masuk melalui berbagai cara dan tidak akan berhenti hingga mereka mampu mendapat segala yang diinginkan atau dikehendaki.
"Yang saya harapkan ulama bisa sama-sama memperhatikan hal itu. Jangan sampai ada sesuatu yang memang ketidaktahuan itu dibiarkan. Karena itu memang akan membatalkan akidah kita, ibadah kita," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, karena waktu yang terbatas, Rahmat tidak bisa memaparkannya secara lebih rinci. Dia pun menegaskan, bila dirinya tak akan menghindar jika ke depan ada pertemuan serupa yang bertujuan untuk berdialog.
"Saya bersyukur ada momen seperti ini sehingga saya bisa menjelaskan secara terbuka. Maka, saya harap pada pertemuan berikutnya dengan MUI Jawa Barat dengan Pak Ridwan Kamil, siapa pun itu, saya terbuka bertemu siapa pun, insyaallah," kata dia.
Tanggapan Ridwan Kamil
Sementara itu, Emil juga mengaku tidak memandang tudingan mengenai Masjid Al-Safar berkaitan dengan politik, apalagi yang bertujuan untuk menjatuhkan dirinya dari kursi Gubernur Jabar. Dia enggan membahas mengenai hal tersebut.
"Saya tidak lihat, kalau namanya politik mah ditafsir lagi nanti, apakah ini politik tidak politik. Tadi tudingan itu, fitnah. Saya enggak mau bahas itu," kata sarjana arsitektur dari ITB dan Universitas Barkeley, AS, ini.
Masjid Al-Safar di rest area km 88 Foto: Cornelius Bintang/kumparan
Emil menyampaikan, kegiatan diskusi di Pusdai tersebut intinya bertujuan untuk bersilaturahmi usai Ramadhan sekaligus saling bertukar pandangan. Lebih lanjut, dia mengajak Ustaz Rahmat Baequni untuk turut serta bergabung di tempat yang difasilitasi oleh pemerintah daripada mesti berpisah.
ADVERTISEMENT
"Saya kira forumnya silaturahim bakda Ramadhan kita perkuat ukhuwah islamiah dan tadi saya tawarkan ke Pak Ustaz kalau mau bergabung. Saya punya infrastruktur dakwah dan ustaz punya kontennya kan bisa menjadikan satu kebaikan daripada berpisah, masing-masing masyarakat juga jadi terbelah," tutur Emil.
Rahmat Baequni sendiri sering berceramah di komunitas One Ummah Movement di Bandung. Dia juga sering berceramah tentang Dajjal dan huru-hara akhir zaman.