SBY: Pertemuan IMF yang Tak Sensitif Bencana Bisa Dibatalkan

8 Oktober 2018 13:03 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pidato akbar HUT Partai Demokrat ke-17 di Djakarta Theatre, Jakartaa Pusat (17/9). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pidato akbar HUT Partai Demokrat ke-17 di Djakarta Theatre, Jakartaa Pusat (17/9). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden ke-7 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut berkomentar soal pro kontra pertemuan IMF-World Bank yang digelar di Bali mulai hari ini. SBY menilai pertemuan internasional itu bisa dibatalkan atau dikurangi.
ADVERTISEMENT
"Acara yang dinilai tak sensitif terhadap suasana duka (bencana), bisa dibatalkan atau dikurangi. Hal begitu biasa dalam perhelatan internasional," ucap SBY melalui Twitter, Senin (8/10).
SBY mengatakan, alasan yang menentang forum ini karena pertemuan besar-besaran ini tak tepat dilaksanakan ketika Indonesia tengah mengalami bencana sehingga tidak berempati.
"Kedua, biayanya terlalu besar dan dianggap sebagai pemborosan. Apalagi saat ini ekonomi Indonesia tengah hadapi tekanan fiskal," lanjutnya.
Apel Gelar Pasukan Komando Gabungan Pengamanan VVIP Pertemuan Tahunan IMF-WB Tahun 2018, Bali, Minggu (7/10/2018). (Foto: AFP/Sonny Tumbelaka )
zoom-in-whitePerbesar
Apel Gelar Pasukan Komando Gabungan Pengamanan VVIP Pertemuan Tahunan IMF-WB Tahun 2018, Bali, Minggu (7/10/2018). (Foto: AFP/Sonny Tumbelaka )
Namun, terhadap kritik yang menilai biaya perhelatan ini kelewat besar, jika acara itu tak bisa dibatalkan, SBY menyarankan pemerintah bisa memberikan penjelasan dan klarifikasi yang gamblang dan transparan.
"Biar tak jadi fitnah dan hoaks, DPR RI juga bisa minta penjelasan kepada pemerintah dan BPK juga bisa lakukan audit apakah terjadi pemborosan," tutur SBY.
ADVERTISEMENT
SBY juga berharap pertemuan IMF-World Bank Annual Meeting yang diselenggarakan di Bali ini dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Pertemuan ini bisa memberikan manfaat dan peluang bagi Indonesia (anggota G-20), langsung-tak langsung, jangka pendek dan jangka panjang.
"Memang benar saat ini ekonomi kita tengah hadapi tekanan fiskal dan Indonesia juga tengah tangani bencana di Sulteng dan NTB. Karenanya, pertemuan ini agendanya mesti tepat, dikelola dengan baik dan benar-benar sukses, sehingga rakyat bisa rasakan manfaatnya," pungkasnya.