Singapura Gali 4.000 Makam Bersejarah untuk Bangun Jalan Tol

3 Januari 2019 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembangunan jalan tol Lornie baru yang melintasi area kuburan Bukit Brown di Singapura. (Foto: Instagram @fin.barr)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan jalan tol Lornie baru yang melintasi area kuburan Bukit Brown di Singapura. (Foto: Instagram @fin.barr)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Singapura akan menggali dan memindahkan lebih dari 4.000 makam bersejarah Bukit Brown untuk membangun jalan tol. Keputusan pemerintah Singapura ini ditentang banyak pihak, namun proyek ini harus jalan terus.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Rabu (2/1), pada Oktober lalu tahapan pertama dari Jalan Tol Lornie telah dibuka. Namun untuk merampungkan jalan tol delapan jalur itu, Singapura harus menggali ribuan kuburan di pemakaman legendaris Bukit Brown.
Tidak hanya tol, Bukit Brown akan sepenuhnya bebas dari makam pada 2030 karena wilayah itu akan dibangun perumahan. Satu per satu makam akan digali, sisa-sisa tulang belulang manusia akan dikremasi dan ditempatkan di columbarium.
Ada sekitar 100 ribu makam di pemakaman Bukit Brown yang telah ada sejak awal Singapura berdiri. Beberapa di antaranya adalah makam para imigran China, leluhur warga Singapura, hingga warga yang tewas dalam pendudukan Jepang di Perang Dunia II.
Warga melintasi blok kuburan Bukit Brown di Singapura. (Foto: Instagram @conolophusvanes)
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintasi blok kuburan Bukit Brown di Singapura. (Foto: Instagram @conolophusvanes)
Memang pemakaman ini tidak lagi mendapat tambahan kuburan sejak 50 tahun lalu. Namun bagi warga Singapura, ini adalah tempat nenek moyang mereka bersemayam. Warga juga masih banyak yang menziarahinya.
ADVERTISEMENT
Menurut program advokasi situs bersejarah yang berbasis di Amerika Serikat, World Monuments Watch, pemakaman Bukit Brown adalah salah satu monumen dunia yang terancam punah.
"Ini adalah museum hidup," kata Darren Koh, relawan organisasi All Things Bukit Brown yang menjadi pemandu sejarah di wilayah itu.
"Kami telah kehilangan sejarah dan warisan di pemakaman lainnya yang dibersihkan, jadi kami ingin menyelamatkan Bukit Brown," lanjut dia.
Pelapor Khusus PBB untuk budaya telah meminta pemerintah Singapura untuk melestarikan pemakaman tersebut karena "nilai sejarah, budaya, dan alamnya yang luar biasa."
Warga melintasi blok kuburan Bukit Brown di Singapura. (Foto: Instagram @conolophusvanes)
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintasi blok kuburan Bukit Brown di Singapura. (Foto: Instagram @conolophusvanes)
Protes boleh saja berdatangan, namun ini adalah keputusan yang tidak bisa diganggu gugat. Pasalnya, dengan wilayah yang hanya lebih besar sedikit dibanding Jakarta, Singapura butuh lahan baru.
ADVERTISEMENT
Saat ini populasi Singapura mencapai 5,6 juta orang, dan pada 2030 diperkirakan bertambah menjadi 6,9 juta. Singapura selama ini melakukan reklamasi pantai untuk menambah luas lahan mereka. Rencananya Singapura akan meningkatkan fasilitas bawah tanah untuk transportasi dan ruang penyimpanan.
Namun untuk pembangunan jalan dan perumahan, lahan-lahan kosong harus dikorbankan. Salah satunya yang paling mungkin adalah menggusur pemakaman.
Pada 1998 Singapura juga membuat peraturan jangka waktu penguburan yaitu 15 tahun. Lewat masa itu, jasad akan dikeluarkan dan dikremasi untuk memberi lahan bagi yang lain.
"Perencanaan jangka panjang penggunaan lahan di Singapura yang kesulitan lahan membuat kami harus mengambil langkah yang sulit," kata pernyataan Otoritas Transportasi Lahan (LTA) dan Otoritas Pengembangan Lahan (URA).
Suasana pembangunan jalan tol Lornie baru yang melintasi area kuburan Bukit Brown di Singapura. (Foto: Instagram @fin.barr)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan jalan tol Lornie baru yang melintasi area kuburan Bukit Brown di Singapura. (Foto: Instagram @fin.barr)
Pemakaman Bukit Brown sendiri telah diincar untuk dibangun perumahan sejak 1991. Ini bukan kali pertama Singapura menggusur pemakaman untuk membangun jalan atau perumahan.
ADVERTISEMENT
Jalan paling terkenal di Singapura, Orchard Road, bahkan sebagiannya mengambil lahan pekuburan. Sebelumnya ada pekuburan Bidadari yang dibersihkan dari 100 ribu makam warga Muslim dan Kristen demi pembangunan perumahan.
Sementara 80 ribu kuburan di Choa Chu Kang, pemakaman terbesar dan satu-satunya yang masih aktif di Singapura, akan digusur akibat perluasan pangkalan udara.
Menurut pemerintah Singapura, "upaya mempertahankan dan melindungi warisan alam dan bangunan harus diseimbangkan dengan kebutuhan lain, seperti perumahan."