Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Sopir Taksi yang Bunuh Diri karena Utang Online Tinggalkan 3 Anak
12 Februari 2019 16:46 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB

ADVERTISEMENT
Seorang sopir taksi bernama Zulfadhli ditemukan gantung diri dengan sepucuk surat berisi cerita jeratan utang online. Zulfadhli diketahui meninggalkan seorang istri dan 3 anak laki-laki yang masih balita.
ADVERTISEMENT
Anak tertua Zulfadhli kini masih berusia lima tahun, belum lama bersekolah di TK. Sementara dua lagi, anak kembar, baru berusia sekitar dua tahun.
Saat kumparan mengunjungi rumah kontrakan Zulfadhli di Desa Waru, Parung Bogor, Selasa (12/2) siang, anak tertuanya tampak duduk terdiam di depan rumah. Sedangkan si kembar tidur ditunggui kakak ipar Zulfadhli.
Sembari mengusap air mata, istri Zulfadhli yang ingin dipanggil Mis mengatakan saat ini yang terpenting baginya adalah anak. Ketimbang, kata dia, memikirkan masalah suaminya.
“Anak-anak jauh lebih penting dari itu. Makan pun biar mereka dulu, baru saya,” kata Mis.
Mis tidak tahu penyebab suaminya gantung diri. Ia juga tak pernah mengetahui adanya utang online yang diduga menjerat suaminya.
ADVERTISEMENT
“Saya enggak pernah tahu soal itu (utang online). Tugas saya sekarang membesarkan anak-anak,” ujar Mis ditemui di rumah kontrakan yang disewa Rp 6 juta per tahun.
Usai kepergian Zulfadhli, Mis yang sehari-hari berjualan makanan ringan mengaku belum akan pindah dari rumah kontrakan tersebut. Meski dirinya diajak oleh kerabatnya untuk pindah ke Tanjung Priok.
Hal tersebut dilakukan menimbang anak sulungnya yang sudah bersekolah di TK. Selain itu, di rumah itu juga ia memperoleh penghasilan dari berjualan makanan ringan.
Zulfadhli diduga nekat mengakhiri hidupnya di kamar indekos milik rekan kerjanya akibat terjerat utang online pada Senin (11/2). Hal itu tertulis pada sepucuk surat yang ditemukan tak jauh dari jasadnya.
Dalam surat itu, selain menuliskan masalah jeratan pinjaman online, Zulfadhli juga meninggalkan pesan untuk anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
“Anak-anak janganlah pernah kalian menjadi orang yang suka berbohong. Ayah telah membuat kalian susah. Kelak menjadilah orang-orang yang jujur,” tulis Zulfadhli dalam suratnya.