Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Sebanyak 35 demonstran tewas terbunuh pada Senin (3/6) di Sudan . Mereka kehilangan nyawa setelah aparat berwenang menyerbu kamp demonstrasi di ibu kota Khartoum.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan Asosiasi Profesional (SPA) kejadian tersebut adalah pembantaian berdarah. SPA merupakan lembaga yang menginisiasi protes di Sudan sejak Desember lalu. Protes digelar demi melengserkan diktator Presiden Omar Al-Bashir yang dikudeta pada April 2019.
SPA menuduh Dewan Transisi Militer (TMC) sebagai otak serangan. Sejak Al-Bashir lengser, TMC memegang kendali kekuasaan di Sudan.
"Kami meyakini TMC bertanggungjawab atas serangan pagi ini," sebut keterangan resmi SPA, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Selasa (4/6).
Akibat kejadian ini situasi di Sudan semakin memburuk. Pemimpin pro-demokrasi menyerukan rakyat Sudan turun ke jalan memblokade jalanan utama dan melumpuhkan aktivitas publik.
Pascakudeta kekacauan terus terjadi di Sudan. Pendemo meminta agar TMC segera menyerahkan kekuasaan ke rakyat sipil.
ADVERTISEMENT
Tuntutan tersebut dilakukan dengan menggelar aksi duduk di depan markas besar militer Sudan di ibu kota Khartoum.
Terkait serangan militer, TMC angkat bicara. Mereka menolak disalahkan atas kematian puluhan demonstran tersebut.