Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Thailand Akan Legalisasi Ganja, Incar Pasar Mariyuana yang Menggiurkan
12 Desember 2018 16:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Reuters pada Rabu (12/12) memberitakan, parlemen Thailand akan mengesahkan legalisasi ganja bulan depan, Januari 2019. Jika gol, maka Thailand akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalisasi ganja untuk medis.
Wacana soal legalisasi ganja sendiri telah mencuat di Thailand sejak tahun lalu. Harapan muncul setelah Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha memberi lampu hijau untuk mengamandemen undang-undang narkotika, memperbolehkan penelitian mariyuana medis bagi mannusia.
Izin pemerintah ini disambut baik Organisasi Farmasi Pemerintah (GPO)yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Thailand. Mereka mengatakan, amandemen akan membuat Thailand dapat mengembangkan jenis mariyuana terbaik untuk bersaing dengan negara lain.
"Jenis cannabis terbaik di dunia 20 tahun lalu berasal dari Thailand, dan sekarang Kanada telah mengembangkan jenis ini, kita tidak bisa mengklaim milik kita (ganja) terbaik di dunia lagi," kata Dr. Nopporn Cheanklin, direktur eksekutif GPO, seperti dikutip Bloomberg Juli lalu.
Cheanklin tidak membual. Thailand pada 1980-an adalah eksportir ganja terbesar dunia. Ganja sendiri telah erat dengan masyarakat Thailand selama ratusan tahun sebelum akhirnya dilarang pada 1934.
ADVERTISEMENT
Para petani Thailand di masa lalu mengisap ganja untuk relaksasi setelah lelah seharian menggarap lahan. Ganja di negera itu diyakini menghilangkan rasa sakit bagi wanita ketika melahirkan.
Bahkan kata "bong" yang berarti pipa penghisap ganja berasal dari Thailand. Tapi saat ini, mengedarkan ganja di Thailand terancam hukuman penjara hingga 15 tahun.
Demi Ekonomi
Langkah Thailand melegalisasi ganja selaras dengan tren di dunia. Negara seperti Kolombia, Israel, Denmark, Britain dan beberapa negara bagian AS telah lebih dulu melegalisasi ganja untuk medis. Bahkan Uruguay dan Kanada melegalkan penggunaan ganja untuk rekreasi.
Selain demi mematikan pasar produk ganja ilegal, legalisasi ganja punya tujuan lain, yaitu ekonomi. Menurut Arcview Market Research yang dikutip Bloomberg, pasar mariyuana global diproyeksi bernilai hingga USD 23 miliar pada 2022, dengan peningkatan tahunan mencapai 22 persen selama lima tahun.
ADVERTISEMENT
Saat ini nilai pasar ganja mencapai USD 12,9 miliar dengan Amerika Serikat sebagai pemimpinnya. Dalam empat tahun ke depan, Kanada dan negara bagian California di AS diprediksi menguasai 41 persen pasar ganja global.
Thailand punya potensi mendapatkan jatah besar jika masuk di arena ini. Dengan iklim tropis Asia, Thailand bisa menanam ganja sepanjang tahun tanpa perangkat pendukung seperti cahaya buatan dan kendali temperatur.
Ongkos budidaya ganja yang lebih murah di Thailand akan menurunkan harga jual sehingga sangat mampu bersaing. Peluang ini telah dibidik oleh Dewan Petani Nasional (NFC) yang mulai mendesain lahan budidaya ganja bekerja sama dengan Dewan Pengendali Narkotika Thailand (ONCB).
Menurut Bangkok Post Januari lalu, NFC dan ONBC telah memiliki lahan militer seluas 800 hektare untuk ladang ganja di Sakon Nakhon. Karena lahan militer, budidaya bisa dengan mudah dipantau.
ADVERTISEMENT
Thailand juga sudah tidak sabar untuk melakukan eksperimen ganja kepada manusia untuk mengatasi mual, epilepsi, multiple sclerosis, Parkinson, Alzheimer, hingga kanker.
Berebut Paten
Thailand baru berencana melegalisasi ganja, namun telah banyak perusahaan asing yang sudah ancang-ancang.
Menurut Departemen Kekayaan Intelektual Thailand seperti dikutip Reuters pekan ini, mereka telah menerima aplikasi paten dari perusahaan asing untuk produk-produk turunan-THC atau Tetra Hydro Cannabinol, senyawa aktif dalam tanaman ganja.
Di antara perusahaan itu adalah GW Pharmaceuticals dari Inggris dan Otsuka Pharmaceutical dari Jepang.
Pengusaha dan aktivis pro-legalisasi khawatir perusahaan-perusahaan asing yang lebih mapan ini akan menguasai pasar ganja Thailand, mengalahkan produk dalam negeri. Mereka mendesak, bahkan mengancam menuntut, jika pemerintah mengabulkan paten tersebut.
ADVERTISEMENT
"Memberikan mereka paten ini menakutkan karena akan membendung inovasi dan menghentikan usaha serta riset yang berhubungan dengan cannabis," kata Chokwan Kitty Chopaka aktivis dari Highlands Network
Mengatasi keluhan ini, pemerintah Thailand mengatakan akan mengambil jalan yang terbaik tanpa merugikan siapa pun.
"Kami akan memprosesnya seperti biasa melalui Kementerian Perdagangan terlebih dulu. Kita harus memberi ruang agar semua proses berjalan tanpa mengambil hak-hak orang lain," kata Puttipong Punnakanta, juru bicara pemerintah Thailand kepada Reuters.