Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Trump Berterima Kasih kepada Kim Jong-un yang Pulangkan Jasad Tentara
2 Agustus 2018 13:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
Presiden Donald Trump berterima kasih kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang telah memulangkan puluhan jasad tentara AS yang tewas di Perang Korea. Menurut Trump, Kim Jong-un telah memenuhi janjinya.
ADVERTISEMENT
Selain berterima kasih, Trump melalui akun Twitternya pada Kamis (2/8) juga menyatakan ingin bertemu lagi dengan Kim Jong-un. Sebelumnya, Trump dan Kim bertemu di Singapura pada Juni lalu dan mencapai kesepakatan penting.
"Terima kasih kepada Ketua Kim Jong-un yang memegang kata-katanya dan memulai proses pemulangan jasad tentara hebat dan dikasihi yang hilang! Saya tidak terkejut Anda melakukan tindakan ini," kata Trump.
"Terima kasih untuk surat Anda yang indah - saya tidak sabar bertemu Anda segera!" lanjut Trump, tanpa merinci.
Tidak jelas surat apa yang dimaksud Trump dalam twitnya. Namun menurut Reuters, pada pertengahan Juli lalu Kim mengirim surat ke Trump yang isinya menginginkan pertemuan kedua dalam waktu dekat.
Ada 55 jenazah tentara AS yang dipulangkan Korut pekan lalu. Pemulangan ini adalah janji Kim Jong-un kepada Trump dalam pertemuan di Singapura, selain denuklirisasi dan melanjutkan perundingan damai dengan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Ada lebih dari 7.700 tentara AS yang ikut bertempur dalam Perang Korea 1950-1953. Sekitar 5.300 tentara AS hilang di wilayah yang saat ini menjadi Korea Utara.
Upaya pemulangan jenazah tentara AS telah dilakukan sejak 1996 dan terhenti pada 2005 setelah Korut mengembangkan senjata nuklir. Sebelumnya telah 400 peti mati tentara AS dipulangkan antara tahun itu. Masih ada 330 jasad tentara Amerika lainnya yang belum diketahui nasibnya.
Walau telah dipulangkan, namun tugas AS masih sulit. Pasalnya jasad tersebut tidak beridentitas sehingga harus dilakukan pemeriksaan DNA yang menurut para ahli bisa berlangsung dari hitungan hari hingga tahun.