WALHI Sumut Desak Polisi Ungkap Penyebab Kematian Aktivis HAM Golfrid

7 Oktober 2019 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mayat. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mayat. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kematian Aktivis HAM dan Advokat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI Sumatera Utara, Golfrid Siregar, dianggap tidak wajar. Dia ditemukan tidak sadarkan diri di Flyover Jalan Jamin Ginting, Kamis (3/10) dini hari.
ADVERTISEMENT
Direktur WALHI Sumatera Utara, Dana Tarigan, mendesak pihak kepolisian secara cepat mengungkap penyebab kematian Golfrid.
"Kita minta kepolisian secepatnya membongkar apa yang terjadi di balik ini. Apakah perampokan, atau dia memang sengaja dicelakai oleh orang lain. Itu yang harus diungkap oleh kepolisian," kata Dana kepada wartawan, Senin (7/10).
Dana mengatakan, kematian Golfrid tak wajar karena sepeda motor yang dikendarai tak mengalami kerusakan akibat kecelakaan. Justru menurut Dana, Golfrid mengalami luka di bagian mata dan luka pukulan benda tumpul di kepalanya.
"Hancur tempurung kepala dan itu yang dioperasi sepertinya kemarin oleh dokter untuk mengangkat tempurung kepala yang rusak. Habis itu dia kritis sampai akhirnya dia meninggal dunia," ujarnya.
Sementara itu, Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Tatan Dirsan Atmaja, mengatakan, pihaknya akan segera menyelidiki kasus kematian aktivis WALHI ini. Pihak keluarga pun telah membuat laporan terkait kematian Golfrid.
ADVERTISEMENT
"Pihak keluarga sudah melaporkan hal itu dan dibuat laporan model A. Sementara itu, kita masih berkoordinasi dengan keluarga apakah pihak keluarga mau diautopsi korban tersebut," ujar Tatan.
Meski demikian, Tatan belum bisa menyimpulkan terkait penyebab meninggalnya Golfrid. Yang jelas, kata Tatan, beberapa barang Golfrid hilang dari lokasi kejadian..
" Hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi, itu laptop, dompet sama handphone dia hilang,"ujar Tatan
Golfrid Siregar mengembuskan napas terakhir pada Minggu (6/10) sekitar pukul 15.20 WIB di RSUP Haji Adam Malik, setelah dirawat sejak Kamis (3/10).
Korban menghilang sejak Rabu (2/10) sekitar pukul 17.00 WIB untuk pergi ke JNE dan bertemu orang di Mariendal. Sejak saat itu, korban tidak bisa dikontak oleh istri korban.
ADVERTISEMENT