Wiranto: Jangan Malu Jadi Orang Boyolali, Banyak yang Jadi Jenderal

22 November 2018 16:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam Wiranto menutup Rakornas Kesiapan Pemilu 2019 di Hotel El Royal, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (22/11) (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Wiranto menutup Rakornas Kesiapan Pemilu 2019 di Hotel El Royal, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (22/11) (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saat memberikan sambutan di sesi penutupan Rapat Koordinasi Persiapan Pemilu 2019, Menkopolhukam Wiranto menyinggung visi-misi Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) yang tertuang dalam nawacita. Menurutnya, Jokowi-JK ingin membangun Indonesia secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
"Saya membaca bahwa Pak Jokowi itu mencoba membangun dari pinggiran," kata Wiranto di El Royal Hotel, Jakarta Utara, Kamis (22/11).
Wiranto lantas berinteraksi dengan para peserta rakornas dan menanyakan daerah asal mereka. Sebab, para peserta yang menghadiri rapat ini, berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.
Tak berapa lama, Wiranto menyebutkan salah satu kabupaten di Jawa Tengah, Boyolali. Akhir-akhir ini, daerah tersebut memang sering diperbincangkan setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyelipkan 'Tampang Boyolali' dalam pidatonya.
"Banyak enggak, nih, banyak enggak yang dari pinggiran? Dari pinggiran mana? Coba angkat tangan? Kok sedikit, sih," ucap Wiranto.
"Jangan malu jadi orang desa, jangan malu jadi orang Boyolali, itu banyak jadi jenderal, jadi pengusaha, saya sendiri dari Boyolali juga," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi di Acara Paguyuban Pasundan di Bandung, Jawa Barat. (Foto: Rusman - Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Acara Paguyuban Pasundan di Bandung, Jawa Barat. (Foto: Rusman - Biro Pers Setpres)
Sambutan Wiranto lalu beralih ke masalah pembangunan. Menurut dia, di era Jokowi-JK, pembangunan di Indonesia saat ini sudah merata.
Wiranto menilai, sebelum Jokowi memimpin Indonesia, pembangunan hanya dipusatkan di kota. Alhasil, kata dia, hanya kota yang berkembang tetapi pembangunan pinggiran daerah tak disentuh.
"(Pinggiran) tak disentuh akibatnya apa? Akibatnya pertahanan kita rapuh, telanjang saudara-saudara, kosong, karena pembangunan dipusatkan di wilayah perkotaan," tegasnya.
Wiranto kemudian memaparkan langkah Jokowi yang membangun program pemerintah dari pinggiran. Dia memberikan contoh terobosan presiden soal penyeragaman harga BBM di Papua.
"Misalnya penyamaan harga, harga di perkotaan dengan harga kota di perbatasan termasuk di Wamena bahan bakar Rp 75 ribu, di kota Rp 7.000, nah ini sekarang sudah disamakan. Ini terobosan besar," pungkas Wiranto.
ADVERTISEMENT
Dalam rakornas tersebut, turut hadir Ketua Bawaslu Abhan, Komisioner KPU Ilham Saputra dan dari Kepala Badan Kesbangpol Provisi, Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten/Kota se Indonesia, Kepala Bidang Poldagri dan Kewaspadaan Kesbangpol Provinsi serta Kesbangpol Kabupaten/Kota se Indonesia.